Jakarta, Mediaperkebunan.id
Kecambah sama seperti bayi yang baru lahir, butuh tempat nyaman untuk tumbuh, butuh perhatian untuk berkembang baik. Dadang Afandi dari PT Socfin Indonesia menyatakan hal ini dalam Webinar Socfindo Menyapa Petani Sawit serie 2 kerjasama dengan Media Perkebunan.
Tanaman yang baik berasal dari bibit yang baik, benih yang baik berasal dari benih dan kultur teknis yang baik, bibitan yang baik tidak ditandai dengan seleksi yang tidak sedikit. Hal yang paling penting dari pembibitan yang baik adalah diawali perencanaan yang baik.
Aspek dalam perencanaan adalah penentuan target tanam, kebutuhan kecambah 200 butir/ha, luas areal bibitan 1 m2 untuk 100 bibit PN (Pre Nusery) untuk 0,5 ha tanaman baru, 1 ha untuk 13.500 bibit MN (Main Nursery) 75 ha tanaman baru;pembuatan media tanah PN dan MN, sumber air penyiraman dan instalasinya, naungan untuk PN, baby bag dan poly bag , tenaga kerja, pupuk dan lain-lain.
Bila tidak dilakukan perencanaan yang baik maka bisa terjadi lokasi bibitan yang tidak representatif seperti jauh dari sumber air sehingga menyulitkan penyiraman; jarak tanam tidak standard sehingga bibitan mengalami etiolasi tumbuh tidak seragam; kultur teknis yang tidak standard; keterlambatan transplanting.
Media tanam yang baik untuk pembibitan adalah tanah lapis atas (top soil) yang bertekstur remah. Kalau menggunakan tanah bertekstur liat maka kecambah busuk karena genangan air, pertumbuhan bibit terhambat. Pada tanah yang kurang subur maka pertumbuhan bibit menguning. Pada tanah yang mengandung logam tinggi bibit defisiensi atau keracunan. Pada media tanah masam (gambut) bibit kuning. Penambahan bahan organik yang belum matang benar membuat kecambah mati atau bantat. Sedang pada tanah eks kebun karet bibit kuning. Tanah bertekstur pada MN membuat pertumbuhan bibit terhambat.
Tanah yang baik untuk bibitan adalah top soil (20-40 cm dari permukaan tanah), gembur dan subur, memiliki pH tanah netral, bebas dari hama penyakit, tidak mengandung unsur logam berbahaya.
Persiapan media tanam di Socfin adalah tanah dibersihkan dari akar dan potongan kayu; tanah diayak dan langsung ditampung dalam kotak 1,5 M x 1,5 M; setiap ketebalan 20 cm (satu lapis papan) dicampur dengan pupuk RP 1,5 kg (0,5 kg/100 kg tanah): khusus untuk MN tanah dapat dicampur solid (15-20%); satu kotak tanah dapat mengisi kebutuhan 55-60 pol ybag atau 1000-1200 baby bag.
Baby bag yang digunakan berukuran 15 x 20 cm dengan ketebalan 0,1 mm diisi sampai permukaan bibir baby bag. Baby bag disusun rapi membentuk bedengan dengan lebar 12 baby bag sedang panjang disesuaikan areal. Jalan kontrol antar bedengan ±50 cm. Satu meter persegi areal PN mensuplai 0,5 ha areal baru.
Poly bag yang digunakan berukuran 42,5 x 50 cm dengan ketebalan 0,2 mm, diisi padat sampai permukaan poly bag. Poly bag disusun rapi dengan jarak 90 cm x 90 cm x 90 cm segitiga sama sisi. Satu ha bibitan dapat memuat 13.500 bibit (75 ha). Naungan berfungsi melindungi kecambah dari panas sinar matahari dan curah hujan secara langsung.
Transportasi kecambah ke kebun dilengkapi AC. Bila kecambah tidak ditanam langsung pada saat penerimaan sebaiknya disimpan dalam ruang ber AC. Kecambah yang diterima diperiksa dokumen dan kelengkapannya yaitu jumlah kantong kecambah dan jenis kategori, nomor seal, label kecambah dan bar code.
Kecambah diseleksi berdasarkan kerusakannya (patah, busuk) dihitung/kantong. Kecambah ditanam ± 2 cm dari permukaan tanah baby bag dengan plumula (bagian runcing dan panjang) menghadap ke atas. Kecambah dikelompokkan sesuai dengan nomor kawinan dan kategorinya.