2024, 24 Juli
Share berita:

Bandung, Mediaperkebunan.id – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dukung pembaruan teknologi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam 2nd Technology and Talent Palm Oil Mill Indonesian (2nd TPOMI S2024).

Berlangsung di Bandung pada tanggal 18-19 Juli lalu, 2nd TPOMI 2024 terselenggara dengan sukses. Peserta seminar mencapai 478 orang praktisi pabrik sawit dari seluruh Indonesia.  Sedang pameran diikuti 35 perusahaan yang berkaitan dengan PKS dengan pengunjung diluar peserta pameran mencapai 200 orang.

BPDPKS pun dukung pembaruan teknologi PKS yang merupakan fokus dari acara Media Perkebunan dan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) ini. Dalam pembukaan, Direktur Industri Hasil Laut dan Perkebunan, Ditjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setiadi Diarta mewakili Dirjen Industri Agro, Putu Juli Ardika sangat  mengapresiasi acara bertema “Updating Technology and Talent on Palm Oil Mill Indonesia”.

Acara ini sangat strategis untuk keberlanjutan hilirisasi industri kelapa sawit nasional karena bagaimanapun juga industri hilir membutuhkan kepastian pasokan bahan baku CPO/CPKO berkualitas dalam kuantitas yang memadai.

Menurut Setiadi, peningkatan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas produksi teknologi CPO menjadi sebuah keniscayaan dengan keterlibatan teknologi tinggi, tepat guna, dan adaptif terhadap kebutuhan industri. Kelapa sawit merupakan komoditas yang paling siap mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) sektor industri tahun 2050. Sawit Indonesia Emas 2045 telah diarahkan untuk mengeliminasi emisi karbon pada industri sawit nasional. Kata kuncinya adalah pengembangan sektor industri yang berkelanjutan (sustainable) dan mampu tertelusur (treaceable) sebagai prasyarat penerimaan produk hilir kelapa sawit di pasar global.

Kemenperin saat ini tengah menyusun Peta Jalan (Roadmap) Sawit Indonesia Emas 2045. Diharapkan pada tahun 2045 nanti, dapat tercapai postur industri kelapa sawit hulu hingga hilir yang berkelanjutan (sustainable) dan sejalan dengan ultimate goals pertumbuhan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, dan inklusif. Nilai ekonomi sektor kelapa sawit hulu – hilir nasional sendiri mencapai lebih dari Rp750 Triliun per tahun, setara dengan 3,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2023 yang mencapai Rp20.892 Triliun.

Baca Juga:  Kao, Apical dan Asian Agri Raih RSPO Pertama

Posma Sinurat, Ketua Panitia/Ketua bidang PKS P3PI  menyatakan , 2nd TPOMI 2024 merupakan acara pameran dan konferensi yang kedua kalinya ini menghadirkan inovasi terbaru teknologi dan talent untuk kelapa sawit.Tema yang diambil  sangat relevan sekali dengan tantangan dan konflik dihadapi dalam industri sawit pada saat ini. Acara ini menjadi ajang untuk menunjukkan  teknologi terbaru PKS seperti peningkatan rendemen, baik lewat teknologi baru dan perbaikan manajemen, juga apenyelesuaian sumber daya manusia atau talent di PKS.

Dewan Pembina Media Perkebunan, Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) , Dirjen Perkebunan 2006-2010,   Achmad Mangga Barani menambahkan seiring dengan perkembangan sektor hulu, pabrik kelapa sawit telah berkembang dengan pesat, terutama dengan berkembangnya digitalisasi dan Artificial Intelligence (AI), yang didukung ilmu komputer maka pabrik kelapa sawit di dunia pun berkembang dengan menghasilkan produksi yang lebih bernilai dan tentu saja lebih efisien

.“Perkembangan teknologi pabrik kelapa sawit di Indonesia pun tidak boleh stagnan namun harus mengikuti kondisi saat ini. Terkait dengan perkembangan teknologi yang makin maju maka acara ini bertujuan untuk mendiskusikan dan mengenalkan teknologi praktis yang telah dikembangkan oleh praktisi di dalam negeri maupun diluar negeri,” katanya.

Sebenarnya, pembahasan komoditi kelapa sawit di hulu sudah banyak dan relatif mudah dimengerti,.“Namum pabrik pengolahaan sawit relatif lebih sedikit di bahas, padahal faktor yang berpangaruh terhadap out put pabrik kelapa sawit sangat perlu diketahui untuk menghasilkan produks yang efisien, low cost dan sesuai standar teknis,” lanjutnya Teknologi pabrik kelapa sawit yang baik tentu yang efisen dan meminimalkan dalam prosesing lost, dapat meminimalkan kehilangan minyak.

Tatang Hernas Soerawidjaja / Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) menyatakan Produksi minyak sawit mentah (CPO) yang dipraktekkan oleh pabrik-pabrik kelapa sawit (PKS) sekarang ini menggunakan teknologi yang berumur sudah lebih dari 100 tahun. Boros penggunaan air dan boros sumber energi. Teknologi produksi minyak sawit mentah yang kian hemat air dan hemat energi perlu dikembangkan. Meminimalkan volume limbah cair yang harus diolah maupun penggunaan biomassa non-minyak yang terkandung di dalam tandan buah segar kelapa sawit.

Baca Juga:  Harga Sawit Kalbar Terus Melorot

Sahat Sinaga, Plt Ketua DMSI menyatakan  teknologi pengolahan TBS harus diubah  dari “wet-process” ke “ dry-process ” (tanpa steam) perlu dijalankan agar Emisi GRK rendah ;  kandungan Phyton[1]trients didalam minyak tinggi dan ; tidak terjadi pencemaran lingkungan dari Limbah Cair (No POME, proses sterilisasi ke  Pasteurisasi.

Edi Wibowo, Direktur Bioenergi, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Sumber Daya Mineral dan Energi menyatakan manfaat penggunaan Biodiesel :  Mengurangi ketergantungan impor BBM;  Potensi CPO sangat besar;  Meningkatkan kesejahteraan petani;  Mendukung komitment pemerintah dengan menrunkan emisi GRL;  meningkatkan nilai tambah/hilirisasi agroindustry;  stabilitas harga CPO;  memperbaiki deficit neraca perdagangan; Biogradable (mudah terurai) sehingga tidak ada dampak negatif lingkungan.