2nd T-POMI
2022, 5 Mei
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Sejak tahun 2017 sampai Februari 2022 total mahasiwa penerima bea siswa BPDPKS 3.625 orang sedang total lulusan penerima beasiswa 1.750 orang. Sebarannya di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) yang sekarang menjadi Institut Teknologi Sawit Indonesia Medan 180 mahasiswa; Politeknik Kampar Riau 245 mahasiswa; Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 780 mahasiswa; Institut Teknologi Sains Bandung Bekasi 50 mahasiswa; Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) 1.400 mahasiswa; Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta 610 mahasiswa.

Salah satu calon mahasiswa yang ikut program ini adalah pekebun atau keluarga pekebun kelapa sawit dengan kepemilikan lahan maksimal 4 Ha.

Salah satu mahasiswa penerima beasiswa adalah Adinda Nabila Siregar , anak pekebun dari Sumatera Utara yang berkuliah di Poltek CWE. Awal mula tertarik ikut beasiswa adalah informasi dari teman kemudian mencari tahu lebih dalam lagi, mendaftar, test dan diterima.

“Kampus saya fokus pada kelapa sawit. Banyak ilmu yang saya dapatkan terkait perkembangan kelapa sawit. Dengan ilmu itu ketika saya libur dibagikan dengan membagi tips pada masyarakat sekitar yang sebagian besar merupakan pekebun sawit,” kata Adinda pada Webinar dan Live Streaming “Dampak Positif Program PSR, Sarpras dan Pengembangan SDM Bagi Petani Sawit “ seri 3 dengan topik “ Pendanaan BPDPKS untuk Pengembangan SDM Sawit” yang diselenggarakan Media Perkebunan dan BPDPKS.

Orang tua merasa sangat terbantu dengan adanya beasiswa ini karena anaknya mendapat pendidikan lebih baik. “Saya bertempat tinggal di daerah yang sebagian besar masyarakatnya berkebun kelapa sawit. Mereka memiliki kebun dan sudah terbiasa membudidayakan sawit, tetapi pengelolaanya masih minim. Masih banyak yang perlu diperbaiki seperti putaran panen, perawatan tanaman dan manajemen pengelolaan hasil panen,” kata Adinda.

Baca Juga:  MOBIL PROWITRA PPKS DILEMPAR BATU

Adinda bisa menjadi mahasiswa penerima beasiswa BPDPKS salah satunya karena izin orang tua. BPDPKS sudah berbuat banyak mendukung petani kelapa sawit termasuk dengan program beasiswa ini, Karena itu Adinda berjanji setelah tamat akan kembali ke kampung halaman untuk membantu orang tua dan masyarakat sekitarnya memperbaiki kebun kelapa sawit supaya produktivitas meningkat.

Diah Ayu Damayanti, mahasiswa penerima beasiswa BPDPKS dari program studi Teknik Informatika Politeknik Kampar menyatakan banyak sekali benefit yang didapatkan sebagai penerima beas siswa. Sebagai penerima beasiswa sawit maka ilmu TI yang dipelajari juga digunakan untuk kelapa sawit.

Politeknik Kampar sudah membuat sistim untuk KUD Sawit Jaya. Saat ini juga sedang melakukan penelitian untuk ikut dalam riset sawit BPDPKS dengan tema monitoring muka air gambut berbasis IoT. Proyek ini nanti bisa digunakan perusahaan perkebunan/pekebun yang sawitnya berada di lahan gambut untuk mencegah kebakaran lahan sejak dini.

St Nugroho Kristono, Direktur Poltek CWE menyatakan tiap tahun peserta yang mendaftar beasiswa mencapai 3000-3500 orang dan tahun lalu kuota 660 berarti rasio mencapai 1:5. Nugroho menyarankan agar jangan hanya pekebun dan keluarga pekebun saja yang diberi kesempatan, juga pekerja dan keluarga pekerja perusahaan perkebunan kelapa sawit baik yang bekerja di kebun, pabrik dan kantor bisa mendapat peluang yang sama.

Kriteria pekebun dan keluarga pekebun maksimal memiliki kebun 4 Ha sudah pas karena dengan kepemilkan seluas ini mereka masih butuh bantuan bila ada yang mau kuliah. Bila kebun sawitnya lebih dari 4 Ha mereka punya uang untuk memilih kuliah dimanapun dengan biaya sendiri. Pekebun juga berharap setiap tahun kuotanya ditambah sehingga lebih banyak yang mendapat beasiswa.

Baca Juga:  POPSI MINTA SUBSIDI BIODIESEL DIBATALKAN

Sejalan dengan pembangunan perbatasan sebagai benteng pertahanan yang merupakan salah satu program pemerintah, maka daerah perbatasan yang banyak kebun sawitnya seperti Merauke, Kalbar, Kaltara harus mendapat kuota lebih.

Kalau mengacu pada rancangan Bappenas dan RAN KSB maka program prioritas adalah peningkatan produktivitas petani. Salah satu upayanya adalah dengan peningkatan SDM petani.