Share berita:

Benar Indonesia dikenal sebagai eksportir terbesar komoditas perkebunan, tapi sangat disayangkan jika ekspor tersebut masih dalam bentuk bahan mentah. Atas dasar itulah sudah saatnya menggerakan agro industri pedesaan, dengan merubah dari memproduksi bahan mentah menjadi minimal barang setengah jadi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang dalam peluncuran World Plantations Confrence & Exhibition (WPLACE) 2017 yang akan dilaksanakan di Bali pada bulan Oktober 2017.

Lebih lanjut menurut Bambang, dengan menggerakkan. agro industri pedesaan maka akan menambah pendapatan pedesaan dalam hal ini petani pekebun dan juga negara. Sebab harus diakui dengan melakukan ekspor dalam bentuk setengah jadi yang dibuat oleh masayarakat desa melalui kelompok dasa bukan hanya negara yang mendapatkan keuntungan tapi juga masyarakat.

Hal ini lantaran nilai jual produk setegah jadi lebih tinggi daripada nilai jual bahan baku. Tidak hanya itu, barang stengah jadi akan lebih lama disimpan daripadan bahan baku atau bahan mentah, sehingga pembeli ataupun penjual bisa menyimpan untuk stok industri.

“Atas dasar itulah kita harus meningkatkan produk hjlir skala usaha mikro kecil menengah (UMKM),” jelas Bambang.

Disi lain, Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), Teguh Wahyudi menambahkan bahwa sebenarnya jika digabungkan Indonesia unggul dalam komoditas perkebunannya.

Memang jika dilihat satu persatu produk perkebunan Indonesia akan kalah dengan negara lain. Tapi jika seluruh produk perkebunan di Indonesia digabungkan menjadi satu maka tidak ada negara lain yang sanggup menandinginya.

“Berangkat dari sana maka kita mengadakan WPLACE. Tujuannya untuk mempromosikan perkebunan Indonesia sekaligus bertukar pengetahun dibidang perkebunan dari mulai hulu hingga hilir,” papar Teguh.

Baca Juga:  FORUM MULTIPIHAK RAN KSB BANTU PETANI DAPATKAN SERTIFIKAT ISPO

Melihat pentingnya acara WPLACE, Teguh mengungkapkan bahwa dalam acara tersebut akan mendatangkan pembicara dari negara luar yang memang ahli dibidangnya.

“Jadi kita akan ada 34 pembicara dari 19 negara, dan kita akan memperkihatkan ke negera luar bahwa perkebunan kita lebih hebat dari negara luar,” pungkas Teguh. YIN