Sebelum kegiatan perakitan varietas unggul baru tebu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbun), Badan Penelitian dan Pengembangan , Kementan sudah diadakan diskusi dengan pemulia, praktisi dan pengguna tebu tentang varietas yang banyak ditanam petani di Jawa. Ternyata yang paling banyak adalah Bulu Lawang (BL) dan PS 864.
“Karena itu dalam proses perakitan kita mencari dari tebu yang sudah bagus dan berkembang di masyarakat. BL sangat disukai petani karena mudah diklentek dan produktivitas tinggi. Kita tidak mulai dari nol tetapi dari varietas itu kita coba tingkatkan produktivitas, rendemen dan hablur,” kata Kepala Pusat Penelitian Perkebunan, Fadjry Djufry kepada Perkebunannews.com.
Induk yang berasal dari dua varietas ini dirakit kembali menggunakan kombinasi dua teknologi yaitu kultur in vitro dan mutagen baik mutagen fisik (iridiasi sinar gamma) dan mutagen kimia (Ethyl Methan Sulfonate).
Hasilnya adalah 4 varietas yang dilepas yaitu AAS Agribun dengan produktivitas bisa mencapai 207 ton/ha, rendemen 9-10, hablur bisa 23 ton GKP/ha dan spesifik lokasi iklim C2 Oldeman dan tekstur tanah geluh. AMS Agribun produktivitas bisa mencapai 202 ton/ha, rendemen 10-11%, hablur bisa sampai 20 ton GKP ha, spesifik lokasi iklim C2 dan C3 Oldeman, tekstur tanah ringan-barat dan kandungan liat sedang.
ASA Agribun produktivitas bisa mencapai 162 ton/ha, rendemen 10-11%, hablur bisa mencapai 10 ton GKP/ha, spesifik lokasi iklim C2 Oldeman, tekstur tanah geluh dengan kandungan liat dan pasir seimbang dan pengairan cukup. CMG Agribun dengan produktivitas bisa mencapai 153 ton/ha, rendemen 9-11%, hablur bisa mencapai 14 ton GKP/ha, spesifik lokai iklim C2 dan C3 Oldemen, tekstur tanah ringan –berat dan kadungan liat sedang-tinggi.
VUB yang sudah dilepas ini punya karateristik yang berbeda dengan induknya, baik bentuk tanamannya, warnanya ataupun matanya. Kalau karateristiknya tidak ada perbedaan meskipun produktivitas tinggi tetap dianggap bukan varietas baru. Penangkar juga akan dengan mudah membedakan mana yang Bulu Lawang, dan mana varietas baru yang induknya Bulu Lawang yaitu AAS Agribun, AMS Agribun dan ANA Agribun.
Hasil penelitian Puslitbangbun terkait tebu ini banyak sehingga dirancang setiap tahun minimal bisa dihasilkan 3-4 VUB. Varietas unggul tebu ini paling lama 5 tahun harus diganti karena kondisi iklim sudah berubah, yang dulu unggul menjadi tidak unggul lagi. Dengan meluncurkan 3-4 VUB/tahun maka petani bisa memilih varietas yang cocok dengan wilayahnya.
Saat ini juga sedang disiapkan di Lampung varietas unggul tahan kering dengan produktivitas 200 ton. Diharapkan akhir tahun 2018 sudah bisa dilepas. Varietas ini cocok untuk pengembangan PG baru di Kawasan Indonesia Timur seperti Sumba, Dompu juga untuk eksisting yang kering seperti Lampung.