2nd T-POMI
2024, 30 April
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id – Strategi BPDPKS untuk pencapaian visi industri kelapa sawit nasional tahun 2029 adalah peningkatan produktivitas dengan peremajaan, perbaikan kultur teknis, efisiensi PKS, pemisahan CPO food grade dan non food grade, pengelolaan pekebun sawit sekawasan. Triana Meinarsih, Kepala Divisi Pendidikan/SDM, Litbang, dan Pegembangan Sarpras menyatakan hal ini pada Seminar Group Diskusi “Strategi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit yang Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kredit Karbon dan Mengurangi Emisi  Gas Rumah Kaca”yang selenggarakan Yayasan Bentang Merah Putih.

Pengembangan hilirisasi yaitu oleofood complex berupa produk pangan dan micronutriens; oleokomia dan biomaterial dengan produk bioplastik, biosurfaktan, biolubrikan, oleokimia lain berbasis minyak, produk olekimia berbasis biomaterial/biomassa; biofuel complex dengan produk biodiesel/fame, biohidrokarbon, bioetanol, biogas, biodiesel alga.

Penguatan ekosistem, tata kelola dan capacity building dengan aktivitas legalitas kebun sawit, sertifikasi ISPO, riset dan inovasi, sumber daya manusia, single data management, infrastruktur meliputi bursa, kawasan ekonomi, bank pertanian; pengelolaan industri sawit nasional. Pencapaian 2029 menjadi landasan untuk mencapai visi industri kelapa sawit tahun 2045.

Tujuan dan sasaran strategis BPDPKS, tujuan 1 terbentuknya stabilitas harga CPO dengan konsolidasi, dengan perbaikan data untuk mengetahui suplai CPO yang akurat; percepatan penyerapan sawit domestik dengan program biodiesel; perluasan pasar ekspor.

Tujuan 2 terciptanya peningkatan kesejahteraan bagi pekebun sawit rakyat dengan perbaikan dukungan untuk pekebun sawit rakyat melalui peningkatan ketepatan sasaran yaitu SDM pendamping, teknologi tepat guna dan pendataan pekebun sawit rakyat; perbaikan rantai pasok dan peningkatan daya saing pekebun rakyat dengan perbaikan tata kelola pasokan, perbaikan infrastruktur logistik, dukungan riset hulu, penguatan kelembagaan.

Tujuan 3 terciptanya iklim investasi yang positif pada industri sektor hilir dengan dukungan program konversi sawit untuk green fuel; mendorong investasi pada sektor oleokimia; dukungan pada program hilirisasi lainnya berupa dukungan riset dan insentif untuk industri oleokimia.

Baca Juga:  Panen Perdana Sorgum di Peremajaan Sawit PT Paya Pinang

Program BPDPKS yang berdampak langsung adalah Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit, Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit yang merupakan sektor hulu. Tantangan dalam menjalankan program untuk peremajaan adalah dengan meningkatkan PSR melalui tersedianya sistim data terpadu, pendampingan PSR dan penguatan kapasitas disbun, penyelesaian legalitas baik di dalam maupun di luar kawasan hutan.

Pengembangan SDM perkebunan melalui penyediaan beasiswa kepada keluarga pekebun; penyuluhan, pendampingan dan fasilitasi untuk peremajaan kebun petani; pengembangan sistem data dan informasi; rendahnya kapasitas pekebun, asosiasi, pemerintah, swasta, dan LSM dalam menerapkan prinsip berkelanjutan.

Mengembangan sarana dan prasarana melalui pengadaan teknologi IT, AI dan big data 1; tersedianya sistem data untuk penyediaan saprotan; fasilitasi PKS mini;  penyediaan paket sarpras; pemanfaatan limbah; pemenuhan kebutuhan bibit legitim.

Sedang program yang berdampak tidak langsung adalah promosi perkebunan kelapa sawit, bahan bakar nabati dan hilirisasi produk perkebunan; penelitian dan pengembambangan perkebunan kelapa sawit.

Melakukan promosi kelapa sawit sehingga terjadi peningkatan image positif di dalam dan luar negeri ; perluasan pasar; promosi sawit baik. Meningkatan pengembangan bahan bakar nabati dan hilirisasi dengan produksi biodiesel lebih lanjut dari B30; pengembangan biohidrokarbon; pengembangan oleokimia dan oleopangan; pemanfaatan sawit untuk ketahanan pangan dan energi ditingkat pekebun.

Meningkatkan penelitian dan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan dengan komersialisasi  teknologi readiness level ; adopsi hasil penelitian dan pengembangan, penurunan emisi GRK untuk NDC , integrasi litbang dengan pencapaian SDGs.

Road map BPDPKS untuk sawit berkelanjutan dalam jangka pendek (2022-2025) prioritas nasional termasuk ISPO , sawit di kawasan hutan dan legalitas lahan; fondasi sinergitas, termasuk hilirisasi, promosi, efisiensi dan produktivitas, korporatisasi petani, keuangan berkelanjutan dan riset nasional.

Baca Juga:  Analis: Presiden 2024 Harus Adakan 4 Terobosan Kebijakan Sawit

Jangka menengah strategi pencapaian visi industri sawit BPDPKS (2026 – 2029) dengan perluasan dan pengembangan (upscaling), pengelolaan dana harus menjadi center of excellent.