2nd T-POMI
2019, 14 Agustus
Share berita:

PT Riset Perkebunan Nusantara saat ini posisinya sudah resmi sebagai anak perusahaan BUMN PTPN 3 holding. Sekarang masalah aset belum tuntas tetapi sudah ada di Sekretariat Presiden untuk dibuat Peraturan Pemerintahnya, yaitu aset sebagai penambahan modal pemerintah di PTPN holding. Teguh Wahyudi, Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara menyatakan hal ini kepada Perkebunannews.com.

Harapannya adalah PT RPN memberikan pelayanan yang lebih besar pada PTPN tetapi juga masih memberikan pelayanan pada pihak luar . Saat ini sharing PTPN terhadap RPN hanya 15%, sedang 85% berasal dari petani, perusahaan swasta dan pemerintah baik pusat dan daerah.

“ Kita diharapkan menyiapkan bahan tanaan unggul yang akan digunakan PTPN untuk replanting kelapa sawit dan nanti untuk tebu. Saat ini PT RPN dengan pusat penelitian yang ada dibawahnya sedang melakukan penelitian kultur jaringan sawit dalam skala besar. Sedang tebu penggunaan sukrosin yang mampu meningkatkan produktivitas 50% dan rendemen sedang dicoba dalam skala ribuan hektar,” katanya.

Dengan semakin banyak diberi kesempatan berkontribusi pada PTPN maka pada dasarnya pengguna hasil riset RPN akan semakin meningkat. Kontribusi PTPN dinaikkan secara bertahap dari 15% tahun depan jadi 25% , kemudian 30-35%.

RPN langsung bergerak untuk mengatasi permasalahan PTPN, maka dibentuk komisi teknis perkebunan yang anggotanya direktur operasional masing-masing PTPN dan peneliti puslit lingkup RPN. Komisi ini bertemu setiap 6 bulan sekali membahas secara mendalam teknologi dan produk RPN agar bisa langsung diadopsi PTPN, juga masukan permasalahan lapangan yang bisa diselesaikan RPN. Selama ini sering terjadi ketika ada temuan baru RPN yang tahu dan manfaatkan justru swasta bukan PTPN.

Peluang baru dari PTPN ini sangat terbuka meskipun sekarang masih tahap perencanaan belum realisasi. RPN mengajukan proposal pengembangan supaya kinerjanya semakin meningkat. Ada captive market sehingga lebih terjamin tetapi tidak mudah juga berkaitan dengan kinerja masing-masing PTPN.

Baca Juga:  Eropa Pasar Terbuka Bagi Rempah

Meskipun demikian pemanfaatan hasil riset untuk petani perkebunan yang merupakan kewajian RPN tetap berjalan. RPN ikut mendukung program BUN500 Ditjenbun, karena selama ini sudah terbukti punya kapasitas dan mampu menyediakan benih dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Puslit-puslit RPN punya kapasitas untuk itu.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dengan segala risikonya adalah yang paling siap dalam pengadaan bibit untuk Peremajaan Sawit Rakyat. Sudah siap 4,1 juta bibit dan di beberapa daerah bibit sudah siap tetapi penanaman belum siap sehingga delivery terhambat.