YS Marjitan, Ketua KUD Baleotri, Desa Belayang, Kecamatan Belimbing Hulu Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat adalah putra daerah yang sejahtera karena kebun kelapa sawit. “Meskipun saya asli dari Melawi saya sempat merantau ke Jakarta. Tahun 1995 ketika Lyman Group membuka PIR Trans saya kembali ke daerah dan mendaftar sebagai transmigrasi lokal. Waktu itu setiap pembukaan PIR Trans 50% dari Jawa dan 50% penduduk lokal,” katanya.
Lyman Group sendiri membangun kebun inti tahun 1993, kebun plasma tahun 1995 dan konversi tahun 1997. “Saya termotivasi kembali ke daerah karena daerah yang dulu terisolir dibuka untuk kebun kelapa sawit. Baik transmigran lokal maupun pendatang sama-sama mendapat lahan 2 ha dan jatah hidup 12 bulan,” kata Marjitan.
Konversi dimulai tahun 1996-1997 dan petani mulai bergairah hidupnya. Petani merawat kebun sendiri dibimbing oleh Dinas Perkebunan, perusahaan dan tenaga pendamping. Tahun 1997 mulai ada peningkatan kesejahteraan . Tiap panen dipotong 30% untuk membayar kredit dan lunas tahun 2006-2007.
Saat ini kebun kelapa sawit PIR sudah berumur 25 tahun tetapi produktivitas masih bagus 2 ton TBS/ha. Dengan harga Rp1800/kg pendapatan dari sawit masih memadai. Pada puncak produksi pernah mencapai 3-3,5 ton TBS/ha.
Sesuai informasi dari inti maka pada umur kebun 25 tahun sudah waktunya diremajakan. Pohon sawit juga sudah tinggi sehingga biaya panen tinggi yaitu Rp175-200/kg. Biaya operasional kebun juga semakin besar antara Rp500.000 – 1 juta/ha. Adanya dana BPDPKS semakin memotivasi petani untuk lakukan peremajaan.
“Pada awalnya masyarakat takut peremajaan akan membuat mereka kehilangan pekerjaan. Sebagai kepala desa tahun 2003-2010 saya membuat gerakan menanam karet. Setiap masyarakat menanam 0,5 ha karet di belakang rumah. Setiap hari dihasilkan 5-6 kg dan saya yang membeli langsung dengan harga RP7500/kg. Dengan cara ini masyarakat tidak kehilangan penghasilan ketika sawitnya di remajakan,” katanya.
Sampai saat ini hubungan dengan mitra masih baik. Bila ada jalang longsor, gorong-gorong ambruk, jembatan ambruk perusahaan mitra segera melakukan perbaikan. KUD sendiri membangun infrastruktur jalan dari hamparan kebun ke jalan poros dan ke jalan inti.
KUD Baleotri saat ini beranggotakan 659 KK dengan luas lahan sawit 1300 ha. “Sejak jadi petani sawit banyak anak jadi sarjana. Tetapi karena kurangnya lapangan pekerjaan saat ini banyak sarjana yang menganggur.
Marjitan menjadi petani plasma waktu itu pola 20% inti dan 80 % plasma. Selain itu bukan manajemen satu atap sehingga petani mengelola sendiri. Tetapi perusahaan yang masuk kemudian polanya 80% inti 20% plasma selain itu sistim manajemen satu atap membuat petani tidak tahu dimana kebunnya, hanya menerima bagian saja. Itu yang sekarang menjadi sumber konflik petani dengan inti.
Semua lahan anggota KUD clear and clean karena transmigrasi sudah dilengkapi dengan sertifikat. Selain itu dalam program distribusi lahan desa Belayang mendapat 220 ha. Ada juga yang masuk kawasan hutan tetapi lewat bupati sudah mendapat pelepasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ada juga lahan-lahan perusahaan yang tidak dikelola langsung dibagikan pada masyarakat. Pada lahan yang ada asal usulnya dikeluarkan sertifikat sedang yang tidak ada dibagikan pada masyarakat.