2016, 15 Juli
Share berita:
PEREMAJAAN KELAPA SAWIT, PASAR BENIH JAGUNG HIBRIDA MONSANTO

PEREMAJAAN KELAPA SAWIT, PASAR BENIH JAGUNG HIBRIDA MONSANTO

Pasar jagung hibrida di Sumatera Barat di dominasi oleh petani kelapa sawit yang melakukan peremajaan. Mereka terbiasa menanam jagung pada saat replanting sampai umur kelapa sawit 7-8 tahun. Ganesh Pamugar Satyagraha, Presdir Monsanto Indonesia menyatakan hal ini.

Sebagian besar petani kelapa sawit di sentra kelapa sawit Pasaman Barat sudah melakukan ini dan juga sekarang sudah tersebar sampai ke Muko-Muko , Bengkulu. Peremajaan kelapa sawit yang sekarang sudah banyak dilakukan merupakan pasar bagi benih jagung hibrida Monsanto.

“Kita coba pasarkan pada petani yang sedang melakukan peremajaan supaya mereka tetap mendapatkan penghasilan selama tanaman kelapa sawitnya belum menghasilkan. Kita punya varietas yang tetap berproduksi tinggi meskipun arealnya sudah dinaungi tajuk kelapa sawit yang mulai membesar,” katanya.

Petani biasanya masih menanam jagung ketika tanaman baru menghasilkan dan penghasilan dari sawit masih kecil. Setelah umur tanaman kelapa sawit 7 tahun petani biasanya tidak lagi menanam jagung karena produksi kelapa sawit sudah tinggi, tajuk sudah menutup dan persaingan dengan tanaman utamanya.

Jagung hibrida yang ditanam di areal kelapa sawit adalah Dekalb 959 dan 85, berbeda dengan jagung hibrida yang ditanam di Jawa. Hama dan penyakit di kebun jagung monokultur Jawa beda dengan tanaman sela di bawah naungan yang lebih lembab, sehingga jagung hibrida yang dikembangkan Monsanto disesuaikan dengan kondisi daerah tersebut.

Baca Juga:  Semakin Menguat, HR CPO Oktober 2024 Ditetapkan USD 893,64/MT