JAKARTA, Perkebunannews.com – Penggunaan aspal karet untuk jalan akan berdampak pada serapan dan harga karet petani. Kementerian Perindustrian pun terus mendorong penggunaan aspal karet seperti di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan sejak setahun lalu.
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian Edy Sutopo mengatakan, pihaknya terus mendorong industri berbasis karet, khususnya penggunaan aspal karet. Diharapkan kementerian terkait seperti Kementerian PU memanfaatkannya untuk mengaspal jalan.
“Dari segi teknis, aspal karet lebih tahan. Kalau aspal biasa suhunya 60 derajat. Kalau karet seperti sekat (serat karet teraktivasi) suhunya 82 derajat. Semakin dingin semakin bagus. Dari segi tonase juga bagus,” ujar Edy ketika ditemui Perkebunannews.com di Jakarta.
Selain itu, jika jalan berbasis aspal karet ini kualitasnya lebih bagus daripada konvensional. Jika kualitas jalan lebih bagus, ekonomi akan lebih lancar. “Lebih tahan, dan cost perbaikan lebih murah. Ini juga berpengaruh pada daya saing negara. Karena salah satu kelemahan ekonomi kita adalah biaya distribusi,” ungkap Edy.
Edi cenderung mendorong pemanfaatan karet sekat daripada lateks. Selain sumber bahan bakunya lebih banyak dari petani, produksinya juga lebih tinggi. Sedangkan lateks sumber bahan bakunya lebih kecil, dan Thailand lebih maju. (HP/YR)