2nd T-POMI
2018, 5 Juli
Share berita:

Pemerintah mendorong terhadap kejayaan rempah Indonesia. Untuk itu pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), pada 2018 mengalokasikan anggaran cukup besar dalam program pengembangan rempah, seperti pala, lada, cengkeh, dan vanili.

“Tahun ini saja dukungan pengembangan pala saja sebanyak 32.250 hektar. Ini terbesar sepanjang sejarah. Tidak pernah kita membantu pala sampai puluhan ribu hektar. Lada ada 4.700 hektar, dan cengkeh 16 ribu hektar,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Bambang dalam kunjungannya di Kampoeng Djamoe Organik, Cikarang, Jawa Barat, bersama Dewan Rempah Indonesia (DRI), Rabu (4/7).

Meski begitu, lanjut Bambang, untuk mengangkat kejayaan rempah Indonesia pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Semua pemanganku kepentingan diharapkan perannya, seperti industri, dunia usaha, perbankan dan masyarakat.

Produksi rempah di berbagai daerah betapa besarnya. Hanya saja konektivitas prosesi dengan industri yang belum terbangun. “Keberadaan Dewan Rempah Indonesia ini kita harapkan dengan dukungan dari berbagai pihak untuk membangung konektivitas antara on farm dengan off farm-nya,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, industri akan lebih efisien manakala bisa bermitra dengan petani untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan off farm-nya. Sehingga serangkaian kegiatan off farm yang seharusnya kegiatannya dilakanakan industri tidak lagi membebani industri. Semakin banyak keggiatan dilimpahkan kepada petani berarti menguntungkan buat petani sekaligus kegiatan yang efisien buat keberlanjutan industri.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Rempah Indonesia (DRI) Gamal Nasir mengatakan, potensi rempah Indonesia luar biasa besarnya. Hanya saja tanaman yang sudah ada harus ditingkatkan produktivitasnya. Karena sebagian besar tanaman sudah tua, sehingga membutuhkan penanganan serius agar produktivitasnya meningkat.

Menurut Gamal, untuk meningkatkan produktivitas harus dilakukan intensivikasi dan rehabilitasi terhadap tanaman rempah yang ada di Indonesia. “Kami berharap pemerintah membantu petani rempah dalam kegiatan intensivikasi dan rehabilitasi tanaman rempah. Sehingga produktivitasnya dapat naik,” ujarnya. (HP/YR)

Baca Juga:  Maret 2022: BK CPO USD 200/MT dan Biji Kakao 5 Persen