2nd T-POMI
2022, 26 Februari
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Kemajuan teknologi telah mengubah semua yang semula bersifat uncontrollable dan unpredictable dengan teknologi 4.0 berubah menjadi predictable. Dalam perkebunan kelapa sawit tuntutan proses produksi yang sustain mengarah pada upaya tata kelola terbaik , dari best practises menjadi precession platation management. Lili Dahliani, Instruktur P3PI (Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia ) dari Sekolah Vokasi IPB menyatakan hal ini.

Teknologi 4.0 yang sangat mengkedepankan peranan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) menimbulkan disrupsi yang berpotensi mengecilkan peran manusia dan menggerus jati diri kemanusiaan. Jepang pada Januari 2019 menggagas Smart Society 5.0 yang berpusat pada orang (A New Humanism), dan bukan masa depan yang dikendalikan dan dipantau oleh robot.

Society 5.0 meminalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari. Masyarakat 5.0 akan memungkinkan dunia untuk mewujudkan pembangunan ekonomi sambil memecahkan masalah-masalah sosial utama. Dengan posisi ini maka berkontribusi untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan PBB.

Tiga kemampuan utama yang harus dimiliki setiap individu pada era ini adalah creativity, critical thinking, communication and collaboration. Nilai karakter harus dikembangkan, empati dan toleransi harus dipupuk seiring dengan perkembangan kompetensi yang berpikir kritis, inovatif dan kreatif.

Tantangan yang dihadapi minyak sawit Indonesia dalam kompetisi perdagangan minyak sawit dunia saat ini semakin kompleks mulai dari penentangan Uni Eropa, isu deforestasi di dalam negeri, penerimaan ISPO di pasar global, pola-pola kemitraan industri agar petani kebun mendapatkan fasilitas untuk meningkatkan produktivitas, bisa mendapatkan pembiayaan dan memperkuat supply chain.

Menghadapi tantangan tersebut diperlukan SDM yang memiliki keterampilan dasar teknologi digital, mindset dan pola pikir kreatif. Prasyarat kompetensi diabad 21 fokus pada kemampuan problem solving, kolaborasi, berpikir kritis dan kemampuan kreatifitas, memanajemen manusia, koordinatif, cerdas emosional. Menilai dan mengambil keputusan berorientasu mengedepankan pelayanan, kemampuan negoisasi serta fleksibilitas kognitif.

Baca Juga:  Kostratani, Kebangkitan Pertanian Indonesia

Pendidikan berperanan penting dalam menyongsong smart society 5.0. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa sekarang, melainkan bersifat dinamis dan antisipatif bagi terjadinya perubahan. Pendidikan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkarakter dan manusiawi.

Peran guru, rekan sebaya, keluarga dan lingkungan memiliki penting sebagai pembentuk karakter dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh manusia Indonesia. Empat kompetensi wajib dalam pembelajaran adalah knowledge, skills, attitude dan value.

Menyiapkan SDM unggul dan bersaing di era Society 5.0 harus melibatkan lembaga pendidikan, eleman masyarakat dan pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat dan daerah, organisasi nir laba dan masyarakat.

SDM unggul adalah SDM berkualitas yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan lainnya. Mereka dapat mengembangkan potensi diri dan sumber daya lainnya seoptimal mungkin. Kemampuan kerjasama (teamwork) sangat penting diera globalisasi, karena akan menjadi kekuatan potensial bagi suatu organisasi atau institusi.