2019, 29 Mei
Share berita:

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X telah memasuki musim giling pada tanggal 5 Mei 2019, yang dimulai oleh dua Pabrik Gula (PG) miliknya, yaitu PG Pesantren Baru dan PG Ngadiredjo. Dua PG tersebut disusul oleh PG Gempolkrep yang mulai beroperasi 11 Mei 2019 yang lalu. Berdasarkan laporan hasil produksi per 26 Mei 2019, PTPN X telah memproduksi gula sebesar 21.215 ton dengan tebu digiling 332.061,7 ton. Sedangkan angka rendemen mencapai 7,98%.

“Angka produksi yang telah dicapai per 26 Mei 2019 cukup baik. Sejauh ini, angka tersebut masih sedikit di bawah target yang ditentukan. Namun, kami tetap melakukan monitoring, evaluasi, dan perbaikan setiap harinya, supaya angka jam berhenti dan losses dapat ditekan dengan maksimal,” terang Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama PTPN X.

Tahun 2019 ini, PTPN X menargetkan produksi gula total sebesar 352.184 ton dengan jumlah tebu digiling sebesar 4,3 juta ton. Sedangkan untuk angka rendemen ditargetkan sebesar 8,15% dengan produktivitas 75,92 Ton/Ha.

Pada komoditi tembakau, dua kebun tembakau, Kebun Ajong Gayasan dan Kebun Kertosari telah memulai tanam perdananya, pada 12 dan 24 Mei 2019 yang lalu. PTPN X menargetkan luas areal tembakau sebesar 510 Ha, dengan produksi daun hijau sebesar 9.268 ton. Sedangkan untuk kualitas tertinggi (Natural Wraper) ditargetkan mencapai 35%.

Di sisi keuangan, PTPN X menargetkan laba sebesar Rp 120, 74 Miliar. Berbagai perbaikan dan inovasi dilakukan untuk dapat mencapai target tersebut. Tahun 2019 ini PTPN X berfokus pada program hilirisasi, dengan menghasilkan produk-produk lain, antara lain gula ritel dan pupuk bio-kompos. Untuk gula ritel, sejumlah 6 unit mesin baru akan mulai beroperasi di PG Pesantren Baru dan PG Gempolkrep dengan nilai investasi sebesar 8,3 Miliar. Unit baru tersebut akan memproduksi gula ritel dengan kapasitas 25 pack per menit. Sedangkan pupuk bio-kompos sendiri akan beroperasi di Bandungan, Mojokerto dan Sumberlumbu Kediri sejumlah dua unit baru dan kapasitas masing-masing mesin sebesar 20.000 ton per tahun.

Baca Juga:  Percepatan PSR 2019 Persyaratan Dipangkas

“Program hilirisasi produk adalah keharusan. Produksi gula ritel dan pupuk bio-kompos ini merupakan bentuk inovasi yang dilakukan oleh PTPN X. Diharapkan adanya produk-produk hilirisasi mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan,” tambah Dwi.

Selain itu, PTPN X juga kian gencar melakukan optimalisasi aset guna meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan dan juga memanfaatkan idle assets. Dalam hal ini, PTPN X bekerjasama dengan PT Wijaya Karya Realty dan PT Duta Anggada Realty untuk Pembangunan Hotel & Convention Hall, serta PT Kutai Timber Indonesia untuk penanaman kayu sengon memanfaatkan lahan yang idle.

Tak hanya berfokus pada hilirisasi produk dan optimalisasi aset, peningkatan pelayanan kepada petani juga ditingkatkan, salah satunya melalui Pelatihan Petani Tebu Milenial. Pelatihan tersebut telah dilakukan sebanyak enam angkatan, dengan masing-masing angkatan sejumlah 60 orang petani. Rencananya, pelatihan serupa juga akan digelar untuk tiga angkatan selanjutnya.