2018, 22 Oktober
Share berita:

Dahulu Belanda datang ke Indonesia hanya ingin menguasai rempah-rempah di Indnonesia bukan karena tambang, karena itu Kementerian Pertanian berjanji akan mengembalikan kejayaan tersebut dengan cara pemberian bibit lada dan pala sebanyak 30 juta batang secara gratis ke masyarakat.

“Dengan budidaya yang dijelaskan Kepala Badan tadi selama 2-3 tahun produksi bisa mencapai 220 ribu ton. Indonesia bisa menjadi nomor 1 di dunia kembali. Paling tidak 2021, dan pasti bisa,” kata Menteri Pertanian, Andi Amaran Sulaiman dalam pengukuhan kepada Prof. Dr. Muhammad Syakir.

Lebih lanjut, menurut Amran, mengakui untuk mengembalikan kejayaan rempah butuh perjuangan. Diantaranya yaitu dengan merubah pola budidaya tanaman secara konvensional menjadi modern. Diantaranya menggunakan mekanisasi dan ini menjadi teknologi alternatif.

Contohnya pada budidaya tanaman lada dilakukan secara konvensional yaitu melalui tiang panjat. Sedangkan sistem lada perdu yang dipaparkan Prof. Dr. Muhammad Syakir bisa menjadi teknologi alternatif.

“Jadi apa yang sedang dikembangkannya telah membuka peluang bagi pengembangan tanaman lada di berbagai agro-ekosistem, baik secara monokultur ataupun tumpang sari, dengan ongkos produksi yang lebih murah,” tutur Amran.

Disisi lain, Amran menyambut baik dengan apa yang yang terlah diciptakan oleh peneliti dalam menciptakan teknologi dan penelitian yang bisa membawa harumnya negara Indonesia di mata luar negeri.

Untuk itu harus ada pemberian royalty bagi para peneliti yang hasil penelitiannya digunakan banyak orang demi kemajuan pertanian sebesar 5 persen. Bahkan ada salah seorang peneliti asal Kementerian Pertanian yag menerima royalti mencapai antara Rp 2.6-6 Milyar per tahun. “Kita tidak bisa jadi negara maju tanpa teknologi,” pungkas Amran. YIN

Baca Juga:  Tak Ada Alasan Untuk Black Campaign Kelapa Sawit