PT. Royal Indo Mandiri yang pada tahun 2010 diakuisisi 100% sahamnya oleh PT Barito Pacific Tbk dengan nilai transaksi mencapai USD 25 juta, saat ini menjadi menjadi induk perusahaan yang mengelola dan mengoperasikan 3 anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit. Ferri Alimin, Mills and Commercial Director PT Royal Indo Mandiri menyatakan hal ini pada Perkebunan News.com.
Saat ini total areal konsesi seluas 28.980 Ha, yang telah berhasil ditanami seluas 10.767 Ha , terdiri dari inti seluas 8.260 Ha dan plasma seluas 2.507 Ha . Ketiga anak perusahaan tersebut adalah PT. Tintin Boyok Sawit Makmur dan PT. Grand Utama Mandiri yang mengelola perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Kabupaten Sekadau kemudian PT. Tintin Boyok Sawit Makmur Dua mengelola perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Kabupaten Sanggau, propinsi Kalimantan Barat.
“Masuknya PT Barito Pacific Tbk menandakan masuknya perseroan ke bisnis kelapa sawit dan juga sebagai bagian dari rencana besar perseroan untuk menjadi perusahaan yang berpusat pada diversifikasi energy,” katanya.
Royal Indo Mandiri juga ikut program Revitalisasi Perkebunan bermitra dengan 3 Koperasi Unit Desa. PT. Tintin Boyok Sawit Makmur bermitra dengan KUD Semirah Makmur Mandiri yang beranggotakan 170 KK, PT. TBSM Dua bermitra dengan Kopbun Biang Tenang Mandiri yang beranggotakan 177 KK dan PT. Grand Utama Mandiri bermitra dengan KUD Bina Mitra Mandiri yang beranggotakan 1.464 KK.
“Dengan menjalankan program Revitalisasi Perkebunan, perusahaan secara tidak langsung membantu petani dalam pengembangan perkebunan mereka melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman kelapa sawit dapat mendapatkan hasil panen yang lebih baik,” katanya.
Saat ini PT.Royal Indo Mandiri membangun 2 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yaitu Pabrik Kelapa Sawit Makmur yang terletak di desa Tinting Boyok dan Pabrik Kelapa Sawit Sejahtera yang terletak di desa Balai Sepuak, Kabupaten Sekadau, Propinsi Kalimantan Barat. Pabrik Kelapa Sawit Makmur di bawah manajemen PT. Tintin Boyok Sawit Makmur dengan kapasitas pengolahan tandan buah segar sebanyak 30 ton/jam. dan Pabrik Kelapa Sawit Sejahtera di bawah manajemen PT. Grand Utama Mandiri dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 30 ton/jam dan kemampuan produksi yang masih dapat ditingkatkan sampai 60 ton/jam.
“Saat ini telah tumbuh PKS di daerah Kabupaten Sintang, Sekadau dan Sanggau, yang lokasinya hanya berjarak 20 sampai 50 km saja dari pabrik kami, hal ini tentu menciptakan persaingan pembelian TBS lebih marak dibanding tahun 2014-2016,” katanya.
Pasokan TBS dari kebun sendiri adalah 40% sedang sisanya 60% dari masyarakat.Saat ini dunia sawit di Kalimantan Barat mengalami peningkatan intensitas dari jumlah pembangunan pabrik kelapa sawit, baik oleh perusahaan yang memiliki kebun sendiri atau tidak.
“Saya nikmati saja karena perkembangan zaman yang sangat cepat , kita harus siap dengan segala yang akan terjadi di depan, inovasi dan strategi harus dipikirkan dalam persaingan yang semakin ketat. Sejak tahun 2017 PKS yang tumbuh di wilayah ini, lebih besar kapasitas pengolahan/produksinya dibanding dengan hasil dari perkebunan inti dan plasma, termasuk kebutuhan produksi 2 PKS kami, untuk memaksimalkan kapasitas PKS diperlukan TBS dari luar minimal 50% .Suatu tantangan yang besar bagi kelanjutan usaha pabrik pengolahan kelapa sawit dan dunia sawit pada umumnya untuk memaksimalkan kapasitas pabrik,” katanya.