2018, 22 Februari
Share berita:

Saat ini komoditas vanili tengah naik daun karena harganya yang cukup menarik, tapi sangat disayangkan ketika masyarakat ingin mengembangkannya, bibit bersertifikat sulit didapat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Perkumpulan Petani Vanili Indonesia (PPVI), Rudy Ginting kepada perkebunannews.

Padahal, menurut Rudy, Indonesia telah memiliki varietas unggulan vanili seperti Vania 1,2 dan Alor, Namun kebun-kebun benih yang telah ditetapkan belum tersedia atau hampir tidak ada. Sementara di masyarakat kebutuhan benih unggul bermutu cukup tinggi.

“Tentu kami berharap agar penetapan kebun sumber benih harus segera dilakukan untuk mendukung program pengembangan,” jelas Rudy yang juga petani vanili asal Bondowoso, Jawa Timur,
.
Melihat hal tersebut, menurut Rudy menyarankan, tidak ada jalan lain, pemerintah harus segera menurunkan tim untuk segera melakukan evaluasi kebun-kebun produksi, melakukan pemurnian dan kemudian menetapkannya.

“Padahal tidak akan sulit menemukan kebun-kebun vanili yang secara morfologi tanamannya mirip dengan varietas yang sudah dilepas karena perbanyakan tanaman “emas” hijau tersebut umumnya melalui stek,” ungkap Rudy.

Sementara itu Pengamat Perkebunan, Gamal Nasir berharap, pemerintah bisa pro aktif untuk mendukung peluang pengembangan vanili emngingat saat ini harga sudah mulai membaik setelah beberapa tahun ini harga merangkak..

“Jadi pemerintah harus segera mengembangkan infrastruktur pendukung. Baik dari aspek perbenihan dalam hal penyediaan bahan tanam unggul atau regulasi lainnya terkait jaminan mutu produksi akhir. Karena jika tidak ditangani dengan baik Indonesia akan kehilangan momentum untuk mendapatkan peningkatkan devisa dari ekspor vanili,” himbau Gamal.

Tapi, Gamal meyakini, “bahwa pemerintah telah memiliki rencana terkait pengembangan komoditas vanili tersebut. Sehingga diharapkan bisa dengan segera mengimplementasikannya.” YIN

Baca Juga:  POPSI : EVALUASI KEBERADAAN SURVEYOR INDONESIA PADA PSR