2020, 5 Januari
Share berita:

Surabaya, perkebunannews.com – Meskipun harga industri hilir tembakau (IHT) merangkak naik, hal tersebut tidak menyurutkan komit PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dalam mengembangkan IHT, salah satunya dengan mengeluarkan Cerutu Golden Boy.

Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo mentakan Cerutu Golden Boy, cerutu khas Jember yang memiliki cita rasa kelas atas atau high class di dunia. Nama Golden Boy adalah cerutu premium yang diproduksi PTPN X. Diolah dari bauran daun tembakau kualitas terbaik, Cerutu Golden Boy memiliki citarasa tinggi dan menjadi salah satu cerutu terbaik di dunia

“Cerutu Golden Boy merupakan Cerutu High Class Premium, produk Unit Tembakau Jember yang bercita rasa internasional. Cerutu ini dibuat dengan bahan-bahan pilihan, yaitu tembakau dekblad kualitas premium dan dikerjakan oleh tenaga ahli di bidang cerutu” kata Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo, di Surabaya.

Lebih lanjut menurut Annurogo sebelum mengeluarkan cerutu Golden Boy,pihaknya telah melakukan survei kepada penikmat cerutu . Para penikmat cerutu memberikan masukan maka cerutu yang high class, middle class dan low class. Mereka terus memberikan masukan saat memformulasikan cerutu sehingga berhasil memformulasikan cerutu high class ini.

“Jadi cerutu ini adalah (cerutu) kelas menengah ke atas pada dunia pariwisata dan perhotelan serta pecinta cerutu di dalam negeri. Adapun untuk pasar luar negeri kita akan bekerja sama dengan broker atau perantara,” jelas Annurogo.

Dilahirkannya Cerutu Golden Boy ini, karena menurut Annurogo pasar cerutu dunia saat ini masih terbuka lebar. Seperti diketahui, pasar cerutu terbesar dikuasai oleh Amerika Serikat, khususnya Kuba dan beberapa negara penghasil cerutu lainnya.

Sehingga agar sejajar dengan produsen cerutu terbaik lainnya, maka PTPN X berniat untuk mengawali ekspor cerutu mereka ke Singapura dan Amerika Serikat lebih dahulu. “Tetapi dengan formulasi yang ada, Cerutu Golden Boy akan mensejajarkan Indonesia di jajaran teratas,” terang Annurogo.
Sehingga Annurogo juga berharap Cerutu Golden Boy asal Indonesia tidak hanya sekedar tembakau. Bahkan jika menengok kebelakang Indonesia dikenal sebagai penghasil tembakau terbaik dunia.

Baca Juga:  Gamal Nasir: Perkebunan Harus Terus Menjadi Perhatian

“Maka tidaklah heran jika cerutu yang kami produksi ini memang sebagian besar kami ekspor, dengan prosentase sekitar 75 persen ekspor dan 25 persen pasar dalam negeri, dengan kisaran harga Rp 1 juta hingga Rp juta per batang,” papar Annurogo.

Artinya, Annurogo mengakui bahwa cerutu memiliki pasar lokal maupun ekspor. Ini karena daun tembakau seluruhnya masuk ke pasar ekspor ke Eropa sebagai bahan baku cerutu kelas dunia.

“Nah, untuk lebih meluaskan pasar ekspor, maka untuk pasar ekspor siapkanlah cerutu premium Golden Boy ini. Produksinya mulai bulan ini, kemudian mencari pasar dan Juni mendatang kami akan pameran mengenalkan produk kami ini di Jerman,” kata Annurogo.

Alhasil, Annurogo memaparkan produksi cerutu kelas atas tersebut, akan terus ditingkatkan seiring naiknya permintaan pasar cerutu dunia. Saat ini, produksi cerutu Golden Boy mencapai 9 ribu batang per bulan. Di tahun pertama, produksinya akan dinaikkan sekitar 10 persen. Dan 20 persen di tahun kedua.

Sehingga ditahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan, salahsatunya untuk memperlebar pasar cerutu. Bahkan mengingat targetnya adalah pasar ekspor, maka harga dibanderol antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per batang.

“Maka saya tetapkan tahun 2020 sebagai tahun inovasi, dimana setiap karyawan dituntut untuk bisa melahirkan inovasi terbaru yang merupakan solusi bagi permasalahan-permasalahan di masa datang,” ujar Annurogo.

Bahkan Annurogo optimis, untuk Cerutu Golden Boy ini tetap menggunakan bahan baku lokal yakni tembakau dari Jember. Hal ini untuk menjaga kualitas dan citarasa tembakau asal Indonesia. Sebab harus diakui tembakau Indonesia memiliki citarasa yang khas dibandingkan dengan tembakau dari negara lain.

“Saat ini lahan tembakau PTPNX memiliki luas 510.000 hektar dengan produktivitas 9,5 ton per hektar untuk dauh tembakau basah,” terang Annurogo.

Baca Juga:  TAHUN 2022, PTPN X SALURKAN 15.693 TON PUPUK MELALUI PROGRAM MAKMUR

Atas dasar itulah, Annurogo Dwi memberikan apresiasi kepada semua karyawan atas kinerja perusahaan di tahun 2019, yang berhasil mempertahan PTPN X sebagai leader industri gula dan mampu meraih laba, juga optimis bahwa target tahun 2020 akan tercapai. Ditunjang dengan perbaikan di sisi SDM yang selalu berpedoman pada corporate value SIPro (Sinergi, Integritas, dan Profesional). YIN