2nd T-POMI
2022, 17 Juni
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Upaya mengembalikan kejayaan teh nasional harus menjadi perhatian semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, perusahaan perkebunan negara atau swasta, petani hingga perguruan tinggi. Perbaikan teh juga harus mulai dari hulu hingga hilir.

Demikian dikatakan Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro, di Jakarta, beberapa waktu lalu. “Teh Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sehingga potensinya harus dimaksimalkan,” ujarnya.

Menurut Bagus, untuk mendongkrak produktivitas perlu dilakukan melakukan kemitraan terintegrasi hulu hilir. Komoditas teh merupakan salah satu dari tiga komoditas yang tidak terpisahkan antara hulu dan hilir, yakni sawit, tebu, dan teh. Karena karakteristik komoditas ini diharapkan ketika sudah dilakukan panen sudah segera diproses untuk menjamin mendapatkan kualitas yang tinggi.

Selain itu, lanjut Bagus, kemitraan juga untuk menjaga terwujudnya panen dan pasca panen yang berkualitas. Jika kondisi kebun sudah diperbaiki selanjutnya bagaimana menjamin mutu di tingkat pengelolaan dan hilirisasinya.

Kelembagaan dan korporasi juga perlu dibangun agar kuat. “Yang tidak kalah penting lagi kualitas SDM petani juga harus ditingkatkan,” tandas Bagus.

Menurut Bagus, peran tersebut harus diambil semu pihak, yakni pemerintah, swasta, perguruan tinggi, lembaga riset. “Tidak bisa hanya bertumpu satu pihak, seperti pemerintah,” tukasnya.

Dari peran posisi komoditi perkebunan, teh nasional mempunyai kontribusi yang tidak sedikit, bahkan penting. Karena teh tidak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Bahkan pecinta selain minuman teh pun ketika tidak minum teh sehari menimbulkan kerinduan tersendiri. (YR)

Baca Juga:  PTPN XI Gencar Benahi PG yang Tak Efisien