2nd T-POMI
2017, 19 April
Share berita:

Tudingan parlemen Eropa yang mengkaitkan sawit dengan isu negatif terkait hak asasi manusia, korupsi dan sosial budaya merupakan propaganda kebohongan. Kebohongan yang terus diulang-ulang ini akan membuat orang percaya.

Menurut Haryadi B.Sukamdani, Ketua Umum APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) kondisi ini bisa diatasi dengan riset yang objektif yang membuktikan tuduhan itu tidak benar. Contohnya propaganda yang digunakan Presiden Amerika Serikat ketika menyerang Irak adalah karena punya program senjata nuklir.

Kemudian dilakukan riset oleh Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency) melakukan riset objektif. Hasilnya ternyata menampar Presiden Bush sendiri karena alasan itu merupakan kebohongan. IAEA tidak menemukan senjata nuklir di Irak.

Sekarang yang perlu dicari adalah lembaga riset objektif yang bisa dipercaya banyak kalangan. IAEA meskipun kantornya di AS terbukti objektif. Kalau tata kelola perkebunan sudah baik maka isu-isu ini akan hilang sendiri.

Pernyataan-pernyataan dan riset LSM yang menyudutkan sawit ini tidak bisa dipercaya 100% karena mereka juga ada bohongnya. Diakui memang ada pengusaha yang nakal. Harus dibuat garis demakrasi yang tegas dengan pengusaha yang nakal ini.

Johnny Darmawan, Ketua Apindo bidang industri menyatakan masalah perkebunan kelapa sawit ini tidak akan selesai selama Eropa masih menghasilkan minyak kedelai. Harus dibuat riset yang bagus untuk melawannya.

Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar, bagaimana supaya semua pengusahanya bersatu membiayai riset dan lobi. Bisnis pada saat ini tidak bisa lepas dari lobi. Cari kawan yang banyak disana supaya bisa menang voting terhadap resolusi yang merugikan kelapa sawit.

Baca Juga:  ASPEKPIR Indonesia: Menghadapi LSM, Pemerintah Harus Tegas