2023, 9 Maret
Share berita:

Bali, mediaperkebunan.id – Sektor pertanian andalan perekonomian nasional, salah satunya sub sektor perkebunan turut menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian. Terlihat bahwa yang melonjak pada tahun 2022 paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit dengan nilai 468,64 trilyun rupiah (75,30%).

Saat ini, tak dapat dipungkiri kebun kelapa sawit rakyat terus dihadapkan berbagai tantangan baik dari segi produksi, produktivitas maupun capaian peremajaan. Pemerintah tentu tak tinggal diam, terus berupaya menemukan dan mengimplementasikan solusi yang tepat guna dalam mengatasi tantangan perkelapasawitan Indonesia. Salah satunya melalui koordinasi dan sinergi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan berbagai pihak terkait lainnya.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mewakili Menteri Pertanian hadiri acara Musyawarah Nasional (MUNAS) GAPKI ke XI mengungkapkan, “demi memperkuat perkelapasawitan Indonesia kata kuncinya adalah kemitraan yang merupakan upaya membangun kelembagaan petani dalam rangka peningkatan ekonomi melalui nilai tambah dan daya saing kelapa sawit nasional.”

Andi Nur menambahkan, “Kita bersama memahami bahwa tantangan utamanya adalah pada produksi dan produktivitas, padahal luasan areal dan produksi kelapa sawit Indonesia nomor 1 dunia. Untuk itu perlu menjadi perhatian kita semua, mari bersama dorong terus peningkatan produktivitas tanaman, dengan perkuat strategi khususnya melalui peremajaan tanaman pada perkebunan rakyat.”

Andi Nur juga menjelaskan, pemerintah bersama pihak terkait terus berupaya mendorong dan genjot realisasi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sejak tahun 2017 hingga tahun 2022 diketahui bahwa capaian kita sebesar 278.200 ha, setidaknya terdapat 2,8 juta hektar luasan kelapa sawit rakyat yang potensial untuk diremajakan.

Lebih lanjut, guna tingkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit dilakukan upaya kolaborasi dan difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui program PSR sejak tahun 2017 dengan sasaran kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan.

Baca Juga:  PELEPASAN KEBUN DARI KAWASAN HUTAN, PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PSR

“Di tahun 2023 ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, telah mendistribusikan target program PSR di 20 Provinsi dan 112 Kabupaten/Kota yang berpotensi mengajukan usulan program PSR melalui pengusulan Dinas daerah Kabupaten/Kota dan Dinas daerah Provinsi, sedangkan distribusi target untuk pengusulan kemitraan dengan perusahaan perkebunan berada di 11 Provinsi dan 24 Kabupaten/Kota,” ujar Andi Nur.

Dalam rangka mendorong hal tersebut, lanjut Andi Nur, setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektar pada tahun 2023 yang tersebar di 21 provinsi sentra kelapa sawit, GAPKI harus turut berkontribusi dan bersinergi demi mensukseskan program tersebut, dengan mendorong kemitraan perusahan-perusahaan besar dengan kelembagaan pekebun rakyat.