2016, 16 September
Share berita:

Hilirisasi karet untuk infrastruktur seperti dock fender, aspal karet dan bantalan rel diperkirakan bisa menyerap karet rakyat yang sampai 100.000 ton. “Dengan jumlah sebesar ini maka akan menciptakan segmen pasar sendiri dan bisa mempengaruhi harga karet,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia, Moenardji Soedargo.

Untuk mengembangkan industri dock fender, bantalan karet dan aspal karet perlu investasi baru. Memang bukan investasi raksasa dan teknologi canggih, tapi pengaruhnya terhadap harga significant.

Pabrik ini konsumennya hanya satu yaitu pemerintah atau pelaksana proyek pemerintah . Karena itu investor minta jaminan bahwa produknya akan dibeli. “Saya sudah sampaikan waktu pertemuan dengan Presiden Jokowi supaya dikeluarkan Perpres supaya pemda dan proyek-proyek pemerintah harus menggunakan produk dalam negeri untuk infrastruktur. Dengan cara ini maka ada jaminan produk karet untuk infrastruktur pasarnya ada ,” katanya.

Secara terpisah, Adi Limansubroto, Presdir PT Samudera Luas Paramacitra (SLP), produsen barang jadi karet termasuk dock fender menyatakan prospek bisnis dock fender di Indonesia sangat cerah. Sampai tahun 2030 direncakan akan dibangun dock container sepanjang 40 km. Pembangunan terminal CPO dan bahan bakar di 250 pelabuhan dengan panjang 25 km.

Dengan luas 65 km dan tiap 10 meter diperlukan dock fender maka dibutuhkan 6.500 dock fender. “Industri dock fender dalam negeri harus diberdayakan untuk mensubtitusi impor sehingga meningkatkan permintaan dan nilai tambah karet di dalam negeri,” katanya. S

Baca Juga:  DJSI Akui, Wilmar Pelopor Keberlanjutan Global