2023, 8 Desember
Share berita:

Bandar Lampung, Mediaperkebunan.id

Mengolah nira menjadi gula kelapa adalah hilirisasi yang bisa dilakukan oleh petani sendiri, meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja di wilayah tersebut. Burhanuddin Rafik, petani kelapa asal Tembilahan , Indragiri Hilir, Riau , yang pernah ikut International Certificate Course Coconut Research Instutute of Sri Lanka, hasil kerjasama ICC dan NAM-CSSTC menyampaikan hal ini ketika berbagai pengalaman dan kesaksian pada pembukaan 59th ICC Session and Ministerial Meeting,di Bandar Lampung.

Burhanuddin sendiri menjadi petani kelapa sejak tahun 2002. Memulai bisnis pembuatan gula kelapa sejak tahun 2021 bekerjasama dengan satu petani dengan nama Bekawan Agro. Sempat berhenti total ketika Covid-19, kembali berbisnis gula kelapa bekerjasama dengan 3 petani kelapa, mengambil nira dari 4 Ha kebun kelapa. Pertengahan tahun 2023 ikut program di Sri Lanka mewakili Sahabat Kelapa.

Bersama dengan peserta dari India, Kenya, PNG, Kaledonia Baru dan Dominika, selama 18 hari  dalam program ini belajar budidaya kelapa, pengendalaian OPT, industri kelapa termasuk bagaimana cara Srilanka membuat gula kelapa. Ilmu yang didapatkanya langsung diterapkan sekembalinya ke Indonesia.

Tingginya permintaan gula kelapa dari Malaysia membuat  kapasitasnya dinaikkan, bekerjasama dengan 8 petani kelapa dan satu kelompok tani. Selama tiga bulan pendapatan petani yang bermitra dengan Burhanuddin dengan produksi gula perhari 4,45 kg – 18,06 kg, rata-rata perhari Rp66.750-270.900.

“Berdasarkan pengalaman nyata saya maka gula kelapa meningkatkan pendapatan petani. Menjadi program hilirisasi kelapa yang bisa dikerjakan oleh petani sendiri dan paling menjanjikan sebagai lapangan pekerjaan yang mensejahterakan,” katanya.

Utilisasi kebun kelapa juga semakin optimal dengan adanya aktivitas tambahan yang menghasilkan. Pengemasan gula kelapa menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar yang tidak terlibat dalam produksi dengan penghasilan antara Rp312.000-1.000-000/ 2 minggu, bandingkan menjadi ART gaji Rp450.000/bulan.

Baca Juga:  Ditjen Perkebunan Maksimalkan LUPH Ternate Demi Jaga Kualitas Kelapa