2023, 8 September
Share berita:

TANGERANG, mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas, nilai tambah dan mutu hasil perkebunan kelapa sawit. Salah satu upaya Ditjen Perkebunan memperkuat kelapa sawit Indonesia, dengan menggelar Kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2023 yang di dalamnya diisi ragam kegiatan menarik seperti FGD dan talkshow.

Dihari pertama Bunex 2023, dimeriahkan FGD Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2023. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, Prayudi Syamsuri mengungkapkan, berdasarkan Permentan No. 03 Tahun 2022 dan Keputusan Dirjen Perkebunan No. 62/2023, ada 9 jenis bantuan sarana dan prasarana yang dapat diakses oleh pekebun sawit meliputi benih, pupuk, pestisida, alat pascapanen dan unit pengolahan hasil, jalan kebun dan jalan akses ke jalan umum dan/atau ke pelabuhan, alat transportasi, mesin pertanian, pembentukan infrastruktur pasar, dan verifikasi teknis (ISPO).

“Target penyediaan Sarpras tahun 2023 untuk ekstensifikasi seluas 2.000 hektare (ha), intensifikasi 10.000 ha, pembuatan/ peningkatan jalan kebun dan tata kelola air 8.000 ha,” papar Prayudi.

Selain itu, lanjut Prayudi, penyediaan Sarpras juga meliputi mesin pertanian 20 unit, sertifikasi ISPO 140 paket, alat pascapanen 40 paket, infrastuktur pasar 5 paket, unit pengolahan hasil tujuh unit dan alat transportasi 25 unit.

“Oleh karena itu perlu dilakukan akselerasi salah satunya melalui sistem pengusulan yang dilakukan secara online sampai dengan proses verifikasi hingga terbitnya rekomendasi teknis,” ujar Prayudi pada kegiatan FGD BUNEX 2023 (7/9/23).

Prayudi menambahkan, peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit terus dilakukan dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui kegiatan peremajaan sawit rakyat sejak tahun 2017.

Baca Juga:  CPO Fund Rugikan Petani

Sasaran program PSR menyasar kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan. Setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektar yang tersebar di 21 provinsi sentra perkebunan kelapa sawit.

“Selain program PSR, pemerintah melalui pendanaan BPDPKS juga menfasilitasi program pengembangan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana (SARPRAS), penelitian dan pengembangan (LITBANG) perkebunan kelapa sawit dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat,” jelas Prayudi.

Pada kegiatan tersebut, diketahui bahwa saat ini sudah terbit 863 sertifikat ISPO dengan implementasi 24,9%.

Pada kesempatan yang sama, BUNEX 2023 juga menyelenggarakan talkshow dengan tema Peningkatan Hilirisasi Produk Kelapa Sawit. Seperti yang kita ketahui bahwa Hilirisasi industri minyak sawit nasional merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan jangka panjang industri minyak sawit Indonesia.

Melalui hilirisasi industri minyak sawit, pada tahun 2045 Indonesia diharapkan mampu mengubah posisinya dari ‘raja’ CPO dunia saat ini, menjadi ‘raja hilir’ melalui tiga jalur hilirisasi, yakni oleofood (oleofood complex), oleochemical complex, dan biofuel complex.

Kegiatan yang tidak kalah mencuri perhatian adalah kegiatan workshop mixology perfomance oleh Farhah Nasibah selaku pemilik Toko Kopi Kuli Indonesia. Sebagai informasi mixology adalah istilah lain untuk bartending atau mencampur minuman.

Kegiatan Latte Art performance by Fuji Yanto yang sudah menjadi barista sejak tahun 2014, menggunakan mesin kopi buatan lokal 210 project yang cocok untuk pemula karena mudah dioperasikan (tidak otomatis).

Kegiatan lain berupa lomba cerdas cermat dan lomba yel yel yang bertemakan Bunex dengan kata kunci sawit, biodisel, sustainable. Lomba ini di ikuti oleh sekolah menengah atas/kejuruan di antaranya SMA 11 Tangsel, SMA 7 Tangsel, SMA 22 Tangerang, SMK 63 Jakarta. (*)

Baca Juga:  Jatim Siap Tingkatkan Indeks Pertanaman Padi