2nd T-POMI
2018, 17 November
Share berita:

Selain kelapa sawit, kelapa dalam pun masih sangat diminati oleh negara luar, diantaranya Filipina, China, USA, Belanda, Vietnam, Singapura, Korsel, Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Polandia, Kuwait, Uruguay, Malaysia dan Slovakia dan Papua Nugini.

“Jadi selain kelapa sawit, kelapa dalam pun hingga saat ini masih sangat diminati oleh negara luar. Hal ini dapat terlihat dalam volume ekspor yang meningkat di tahun 2017,” kata Bambang, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian kepada perkebunannews.com.

Terbukti, Bambang menguraikan, ditahun 2017 terdapat peningkatan yang signifikan ekspor kelapa dan produk-produk turunannya, dari US$ 793,3 juta di tahun 2013, menjadi US$ 1,4 milyar (14,1 triliun rupiah) di tahun 2017, atau meningkat sebesar 43%. Nilai ekspor sektor perkebunan sendiri secara umum mencapai Rp. 432,4 triliun atau 96% dari total nilai ekspor pertanian pada tahun 2017.

Meski begitu, kelapa termasuk tanaman perkebunan yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh rakyat. Ini terlihat dilapangan bahwa sebagian besar atau 93% tanaman kelapa di Indonesia adalah perkebunan rakyat.

“Maka tidaklah heran jika kelapa memiliki nilai ekonomi, sosial, budaya dan peran strategis dalam peningkatan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa Negara,” terang Bambang.
Maka, Bambang menegaskan, tidaklah heran jika kelapa disebut juga sebagai The Tree of Life atau tanaman kehidupan.

Sebab semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan, contohnya sumber bahan makanan, pangan fungsional dan papan, serta berbagai keperluan lain. YIN

Baca Juga:  Konsumsi Kelapa Pandan Wangi saat Berbuka, Simak Manfaatnya!