2nd T-POMI
2023, 2 November
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Pengendalian OPT merupakan tanggung jawab pekebun. Bila terjadi eksplosi maka pemerintah melakukan pengendalian bersama petani, “Contohnya eksplosi kumbang yang menyerang kebun kelapa sawit petani di Kubu Raya, Kalbar dan ulat api di Mamuju, Sulbar. Saya sampai ikut mengendalikan,” kata Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro.

Saat ini proses pengendalian masih terus berlangsung. Dirat Perlindungan Perkebunan bersama dinas perkebunan provinsi dan kabupaten secara simultan terus berupaya. Bagus juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit di sekitarnya untuk ikut mengendalikan eksplosi yang terjadi di kebun milik rakyat ini.

Pengendalian dilakukan pada pusat serangan agar tidak semakin meluas. Dilakukan  pemberdayaan petani dalam menerapkan PHT,  dibentuk  regu pendendali hama dengan penggunaan bahan pengendali secara bijaksana.

Mengenai Ganoderma, data serangan pada  perkebunan rakyat tahun 2023 49.955,17 ha terdiri dari serangan ringan  39.877,9 ha dan berat 10.077,2 ha. Upaya Ditlinbun dalam penanganan Ganoderma adalah pengamatan  di seluruh provinsi sentra kelapa sawit dan pelaporan melalui aplikasi Sistem Informasi Pelaporan dan Rekap Data OPT (SiPerReDa OPT). Informasi pengendalian OPT melalui aplikasi Sistem nformasi kesehatan Tanaman SinTA.

Menerbitkan dan menyebarkan buku teknis pengamatan dan pelaporan OPT perkebunan; pengenalan dan pengendalian busuk pangkal batang Ganoderma pada kelapa sawit; instruksi kerja pengamatan dan pengendalian OPT penting tanaman perkebunan. Pada kegiatan PSR Ditlinbun memasukan komponen RAB agen pengendali hayati Trichoderma terkait pengendalian Ganoderma.

Peran Direktorat Perlindungan Perkebunan untuk peningkatan produksi sawit pada tingkat yang optimum adalah dengan cara mengurangi kegagalan risiko berproduksi.Efisiensi dicapai dengan mengoptimalkan kemampuan petani untuk melakukan pengendalian secara mandiri. Prinsip yang dilakukan adalah Pengendalian Hama (OPT) Terpadu meliputi budidaya tanaman sehat; pelestarian dan pendayagunaan musuh alami; pemantauan lahan secara  rutin; petani sebagai manager lahan.

Baca Juga:  Perusahaan Sawit di Gorontalo Konflik Kemitraan

Strategi pengendalian OPT adalah tidak menerapkan konsep pemberantasan tetapi pengendalian populasi berdasarkan hasil monitoring. Konsep ini wajib diterapkan untuk memperoleh sertifikat ISPO dan sejalan dengan sertifikat RSPO.

Diutamakan pengendalian hayati dan teknik lain yang ramah lingkungan. Teknik pengendalian yang kompatibel diterapkan semua. Pengendalian kimia dijadikan pilihan terakhir.