Medan, Mediaperkebunan.id
JAGA SAWITAN adalah singkatan Jaringan Ketenagakerjaan Sawit Berkelanjutan. Wadah ini digagas oleh organisasi pengusaha sawit (GAPKI), jejaring serikat buruh (JAPBUSI) dan organisasi buruh dunia (ILO). Tujuannya untuk menjadi wadah bersama untuk mewujudkan sawit berkelanjutan dengan praktek perburuhan yang bertanggung jawab sesuai hukum nasional dan standar internasional.
“Secara nasional, Jaga Sawitan resmi terbentuk sejak deklarasi yang dihadiri Kementerian dan para pihak pada tanggal 16 Februari 2023. Diharapkan menjadi wadah multi partit. Namun untuk tahap awal akan bekerja sebagai forum bipartit (pengusa dan buruh). Untuk tahun pertama akan dipimpin oleh serikat buruh. Mengadopsi model kepemimpinan G20, Presidensi JAGA SAWITAN tahun pertama adalah Nursanna Marpaung, ex officio pimpiman JAPBUSI.” ucap Sumarjono Saragih, Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM.
JAGA SAWITAN direncanakan akan dibawa ke setiap provinsi penghasil sawit. Karena diadakan Workshop “Dialog Sosial untuk mewujudkan Kerja Layak dan Sawit Berkelanjutan” di Hotel Swiss-bellin Medan 24-25 Oktober 2023.
“Secara historis dan filosofis, Sumut adalah rumah pertama sawit Indonesia. Secara komersil budidaya sawit dimulai tahun 1911. Oleh karena itu, semangat dan gerakan Jaga Sawitan kita gelorakan dari rumahnya. Sumut harus menjadi barometer dan teladan dalam praktek kerja layak sawit berkelanjutan. Sawit berkelanjutan adalah keharusan. Amanat regulasi, tuntutan pasar dan juga senada agenda global SDGs. Mulai hari ini kita kibarkan bendera Jaga Sawitan di Sumut.” lanjut Sumarjono Saragih.
Pj Gubernur Sumut dan Kadisnakertrans Sumut secara serentak terkesan dan memuji terobosan yang digagas pengusaha dan buruh sawit. “Saya terkesan mendengar ada kerjasama antara GAPKI dan 10 Serikat Buruh membentuk forum dialog sosial bersama guna mendorong pekerjaan layak yang bernama JAGA SAWITAN. Kesepakatan komitmen bersama tersebut layak diancungi jempol. Biasanya forum terbentuk dalam satu kepentingan saja. Pengusaha dengan pengusaha saja. Atau buruh dengan buruh saja. Tapi kali ini pengusaha dan buruh kelapa sawirlt yang notabene sarat kepentingan berbeda.” ujar Hasanuddin, Pj Gubernur Sumut, dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Di akhir acara workshop, disepakati dokumen deklarasi yang ditanda tangani semua peserta. Intinya mendorong dialog sosial untuk mewujudkan praktek perburuhan yang sejalan dengan prinsip sawit berkelajutan. Disepakati pula rencana tindak lanjut dengan beragam agenda. Secara aklamasi dipilih Tohonan Tampubolon, Kordinator Daerah Federasi Hukatan sebagai Presidensi Jaga Sawitan Sumut.