2nd T-POMI
2024, 18 Maret
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Ekspor CPO dan produk turunannya sebagai komoditas unggulan nasional pada Pebruari 2024 sharenya mencapai 6,6%, berada di posisi ketiga setelah batu bara dengan share 14,32% , besi dan baja 9,27%. Amalia A Widyasanti, Plt Kelapa Badan Pusat Statistik menyatakan hal ini.

M to m menurun 30,39% sedang y on y menurun 39,58%. Volume ekspor CPO dan turunannya Pebruari 2024 1,42 juta ton, Januari 2024 2,06 juta ton sedang Pebruari 2023 2,1 juta ton. Nilai ekspor Pebruari 2024 USD1,2 miliar, Januari 2024 USD1,72 miliar sedang Pebruari 2023 USD1,99 miliar. Unit value Pebruari 2024 USD847,58/ton, Januari 2024 USD835,43/ton , Pebruari 2023 USD947,29/ton.

Penurunan nilai ekspor komoditas unggulan ini mendorong penurunan nilai ekspor industri olahan. Januari-Pebruari 2023 nilai ekspor olahan minyak kelapa sawit USD4,29 miliar sedang Januari-Pebruari 2024 USD3,33 miliar atau menurun 22,43%. Negara tujuan dengan penurunan terbesar Tiongkok turun USD448 juta, Malaysia turun USD102 juta, Bangladesh turun USD93 juta.

Sedang impor gula Januari-Pebruari 2024 mencapai 882.420 ribu ton dengan nilai USD508,86 juta. Negara utama impor gula Indonesia adalah Thailand 53,96%, Brasil 27,56%, India 0,96%. Impor gula Januari 2023 537.060 ton, Pebruari 2023 413.540 ton, Desember 2023 521.000 ton, Januari 2024 408,050 ton dan Pebruari 2024 419.570 ton. Perbandingan Januari-Pebruari 2023 dan 2024 adalah volume menurun 12,85% sedang nilai naik 6,7%.

Baca Juga:  BPDPKS Mendukung Peningkatan Kompetensi Petani Sawit