Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berdiskusi dengan Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko Santosa (kiri) dan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani (kanan). Erick memuji strategi percepatan peremajaan sawit rakyat dengan menyediakan 1,4 juta bibit sawit unggul bersertifikasi kepada petani.
Pekanbaru, mediaperkebunan.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberikan apresiasi kepada anak Perusahaan PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara V yang untuk pertamakalinya menyediakan dan melepas bibit sawit unggul bersertifikat kepada para petani. Tercatat mulai 2020 hingga akhir November 2021 ini, sebanyak 1,1 juta dari total 1,4 juta bibit, telah dibeli oleh petani sawit swadaya.
“PTPN telah berubah, PTPN hadir untuk sawit rakyat. Kebijakan yang diambil direksi adalah kebijakan luar biasa. Ketika banyak perusahaan mengontrol bibit sawit unggul kepada petani, kita (PTPN) malah buka lebar. Ini kebijakan luar biasa,” kata Erick Thohir disela-sela penanaman perdana peremajaan sawit rakyat di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Jumat sore (26/11/2021).
Lokasi penanaman perdana tersebut berada di Koperasi Unit Desa (KUD) Mojopahit Jaya, Desa Sari Galuh, Kecamatan Tapung, Kampar, yang merupakan salah satu mitra binaan PT Perkebunan Nusantara V.
Untuk itu, mantan presiden klub seri A Inter Milan tersebut pun meminta agar kebijakan yang telah diambil Direksi PTPN V untuk terus dipertahankan. Ia menilai bahwa segenap manajemen anak BUMN Holding Perkebunan Nusantara tersebut telah berada di jalur yang tepat dalam memberikan kontribusi positif dan nyata kepada para petani.
Kepada para petani dan pengurus KUD binaan PTPN V yang juga hadir pada kegiatan tersebut, Erick pun berpesan agar mereka membuka diri dengan transformasi pola kemitraan saat ini. Menurutnya, ditengah berbagai kekurangan, PTPN telah menuju ke arah yang lebih baik.
“Saya berharap dengan kerjasama yang baik ini. Para KUD dan petani tetap membuka diri. Jangan segan-segan. Utarakan (persoalan). Saya juga pastikan, bahwa Direksi Komisaris PTPN saat ini adalah manajemen yang berbeda. Melayani rakyat dan mendengarkan petani,” tuturnya.
Dalam kegiatan tanam perdana di lahan petani seluas 879 hektare yang turut dihadiri Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III (Persero) Mahmudi, dan CEO PTPN V Jatmiko K Santosa, Erick juga sempat berdialog langsung bersama para petani.
Tukimin, salah seorang petani KUD Mojopahit Jaya mengaku bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar mitra PTPN V. Sejak mengikuti program transmigrasi 1988 silam, hingga kini dia mengatakan memiliki tingkat ekonomi yang baik dengan menjadi petani sawit mitra PTPN V.
“Syukur alhamdulillah, selama bergabung di PTPN kami semua berhasil, sejahtera semua. Bisa sekolahkan anak, bangun rumah, dan lain sebagainya pak,” kata Tukimin.
Meski begitu, Erick menyadari masih cukup banyak petani sawit di Riau yang belum berkeinginan mengikuti program PSR PTPN. Hal itu tak lepas dari sejarah panjang dan dinamika yang terjadi di masa lampau. Sehingga, ia meminta kepada petani untuk melihat manajemen dan pengelolaan PTPN saat ini.
“Kita akui banyak kekurangan. Namun, saya mohon percayakan kembali. Sampaikan ke petani. Bahwa kita ini sudah berubah. Kita saling untung,” katanya lagi.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menambahkan bahwa peremajaan perkebunan sawit masyarakat mendesak untuk dipercepat mengingat tingginya disparitas produktivitas antara petani dan korporasi.
“Sebagai perbandingan produktivitas CPO (Crude Palm Oil) petani hanya berkisah 3 ton CPO/Ha/tahun. Sementara di perusahaan itu mencapai 5-7 ton CPO/Ha/tahun. Ini yang menjadi pertimbangan kita agar proses peremajaan perlu diakselerasi,” ujar Ghani.
Ia mengatakan 212.396 Ha perkebunan sawit rakyat atau plasma yang bermitra dengan Holding Perkebunan Nusantara (III) di seluruh penjuru Indonesia menghadapi persoalan serupa. Sehingga, ia pun mendorong Holding Perkebunan Nusantara untuk terus aktif melakukan peremajaan sawit rakyat di lingkungan perusahaan yang sejak 2019 hingga 2022 mendatang ditargetkan mencapai 42.182 hektare.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa menyampaikan apresiasi dan terimakasih sebesar-besarnya kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Holding Perkebunan Nusantara yang telah mendukung penuh program peremajaan sawit rakyat PTPN V.
“Kami bersama seluruh petani sangat berbangga hati dengan kehadiran Bapak Menteri,” buka Jatmiko.
Ia menyebutkan, untuk peremajaan di KUD Mojopahit Jaya sendiri, ia mengatakan terdapat 879 hektare lahan milik 439 kepala keluarga petani yang bersedia mengganti sawit usia renta dengan tanaman baru menggunakan bibit unggul bersertifikasi.
Lebih dari 126 ribu bibit unggul varietas PPKS 540 NG dengan potensi produksi mencapai 28 ton per tahun per hektare serta memiliki masa panen enam bulan lebih cepat atau hanya 2,5 tahun menuju tanaman menghasilkan satu (TM1), digunakan dalam peremajaan itu.
Proses peremajaan sawit di KUD Mojopahit Jaya mulai berlangsung sejak September 2021 lalu. Kegiatan peremajaan diawali dengan menumbangkan tanaman sawit renta menggunakan peralatan mekanisasi serta menerapkan konsep berkelanjutan.
“Petani mitra kita berikan bibit NG atau non ganoderma. Jenis bibit ini dipilih selain lebih singkat masa panen, memiliki potensi produktivitas tinggi, juga tahan penyakit ganoderma yang banyak menyerang tanaman sawit di Desa,” katanya.
Jatmiko menjelaskan bahwa hingga saat ini lebih dari 9.400 hektare sawit milik 4.700 kepala keluarga telah diremajakan PTPN V. Hal itu menjadikan PTPN V sebagai perusahaan milik negara terbesar yang melaksanakan peremajaan sawit rakyat di Indonesia.
“Untuk tahun ini, Alhamdulillah kita telah meremajakan lebih dari 2.000 hektare. Di tahun 2022 mendatang, kita menargetkan untuk meremajakan 2.500 hektare sawit masyarakat sebagai upaya mendukung rencana pemerintah dalam mempercepat peremajaan sawit rakyat,” urainya.
Jatmiko juga mengakui bahwa cukup banyak tantangan yang dihadapi selama proses peremajaan sawit rakyat. Untuk itu, PTPN V pun menyiapkan empat program percepatan peremajaan sawit rakyat.
Pertama adalah pola single manajemen, kedua penyediaan bibit unggul bersertifikat, ketiga kemitraan swadaya yang siap sebagai off taker, dan terakhir, pemberdayaan KUD untuk menjadi calon mitra teknis para petani.
“Semua langkah itu kita tempuh dengan satu tujuan. Mensejahterakan petani sawit,” tutupnya.
Dalam kunjungan kerjanya ke Bumi Melayu Riau, selain melakukan penanaman perdana peremajaan sawit rakyat, Erick Thohir juga memberikan secara simbolis bantuan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) melalui program pendanaan UMK bagi 33 petani plasma PTPN V sebesar Rp2,5 miliar. Erick juga berkesempatan meninjau langsung UMK binaan PTPN V Rumbio Jaya Steel dengan produk alat panennya, yang sekarang menjadi UMK percontohan Pemerintah Provinsi Riau.