Manado, Mediaperkebunan.id
Balai Penelitian Tanaman Palma , Pusat Penelitian Perkebunan, Balitbang Kementan yang selama ini dikenal banyak menghasilkan varietas unggul dan teknologi budidaya kelapa serta olahannya, salah satu mandatnya juga adalan meneliti kelapa sawit. “Kelapa sawit merupakan komoditas yang banyak dikuasai perusahaan besar. Mereka juga punya riset yang menghasilkan varietas unggul. Sedang kita dibiayai APBN dan refocusing membuat dana penelitian terbatas, termasuk untuk kelapa sawit. Target kami untuk kelapa sawit adalah menghasilkan varietas unggul,” kata Steivie Karouw, Kepala Balit Palma pada Media Perkebunan.
Saat ini ada 19 perusahaan yang memproduksi kecambah kelapa sawit. Karena bentuknya perusahaan maka orientasinya pasti mencari keuntungan, dengan harga kecambah yang relatif mahal.
Balit Palma sendiri mentargetkan dari penelitian dengan dana APBN mendapatkan varietas unggul dan menjual kecambah dengan harga yang lebih murah daripada yang dijual perusahaan kecambah kelapa sawit sekarang.
Penelitian untuk menghasilkan varietas unggul kelapa sawit sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 di Kebun Percobaan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat yang dimiliki dan dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar. Sejak awal penanaman kebun ini dikawal teknologinya oleh Balit Palma.
Kebun Percobaan Sitiung ini memiliksi 200 aksesi kelapa sawit Angola dan Kamerun hasil dari Konsorsium Pemuliaan Kelapa Sawit yang beranggotakan perusahaan produsen kecambah.
“Kita sudah melakukan evaluasi dan pengamatan setiap aksesi yang ada di Sitiung. Tanaman yang produktivitasnya tinggi dan tampilan vegetatifnya bagus kami seleksi sebagai materi untuk menghasilkan varietas unggul baru. Saat ini sudah ada beberapa calon varietas unggul baru yang sedang dievaluasi,” kata Steivie.
Ditargetkan tahun 2026-2027 sudah bisa menjual kecambah yang pastinya harganya lebih rendah dari kecambah yang ada sekarang. Dengan cara ini diharapkan semua petani kelapa sawit mampu mejangkau kecambah varietas unggul.
“Kami hanya menghitung biaya produksi dan setoran untuk pendapatan negara bukan pajak. Orientasinya bukan mencari keuntungan tetapi bagaimana supaya rakyat punya akses sebesar-besarnya pada varietas unggul untuk meningkatkan produktivitas. Dalam pelaksanaanya kami juga berkolaborasi dengan pihak lain, tidak bekerja sendiri supaya bisa lebih cepat,” kata Steivie.
