Stok minyak sawit Indonesia selama tiga bulan terakhir telah berada di bawah 2 juta ton. Pada Juli 2016 produksi minyak sawit Indonesia mulai merangkak naik setelah mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut.
“Produksi minyak sawit Indonesia pada Juli tercatat naik 3,4% dibandingkan pada bulan sebelumnya. Naiknya produksi didukung dengan mulai ada hujan pada bulan sebelumnya,” ucap Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan.
Namun, menurut Fadhil produksi masih belum maksimal karena dampak El-Nino tahun lalu masih tetap dirasakan. Naiknya produksi dan ekspor yang ditahan telah membantu meningkatkan stok minyak sawit dalam negeri.
“Jadi stok minyak sawit pada Juli tercatat 1,88 juta ton atau naik 4% dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,8 juta ton,” ucap Fadhil.
Menurut catatan Fadhil, ekspor minyak sawit (CPO dan turunannya) Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical terus menunjukkan tren penurunan selama 3 bulan berturut-turut. Ekspor memang tidak digenjot guna menjaga stok di dalam negeri. Ekspor CPO dan turunan, biodiesel dan oleochemical pada Juli tercatat 1,74 juta ton atau turun 8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu sebesar 1,89 juta ton.
Sementara itu ekspor CPO dan turunannya ke negara-negara tujuan utama juga tercatat menurun, seperti China membukukan penurunan 39% atau dari 259,94 ribu ton pada Juni turun menjadi 158,79 ribu ton di Juli. Penurunan ekspor yang secara persentase cukup signifikan dibukukan Amerika Serikat 49%, atau dari 92,87 ribu ton pada Juni tergerus menjadi 47,73 ribu t on di Juli. Hal yang sama terjadi pada Pakistan dan Bangladesh yang masing-masing mencatatkan penurunan 46% dan 37%.
“Tapi, di sisi lain, negara-negara Uni Eropa membukukan kenaikan permintaan cukup signifikan yaitu sebesar 32% atau dari 257,40 ribu ton pada Juni naik menjadi 340,37 ribu ton di Juli,” terang Fadhil.
Lebih lanjut, Fadhil menerangkan, adapunpPenyerapan biodiesel di dalam negeri masih tetap konsisten rata-rata 250 ribu kiloliter (kl) per bulan. Stok minyak sawit Indonesia dan Malaysia yang menipis atau di bawah 2 juta ton dan aksi menahan ekspor dari Indonesia telah menggenjot harga CPO global.
Sedngkan harga CPO pada pekan pertama Agustus berada di bawah US$ 700 per metrik ton. Pada pekan kedua dan sampai akhir bulan harga terus bergairah dan menujukkan tren kenaikan hingga mencapai US$ 780 per metrik ton untuk pertama kalinya sejak September 2014 yang lalu.
Artinya, harga CPO global diperkirakan masih akan bergairah sepanjang September 2016. Pekan pertama September harga CPO global bergerak di kisaran US$ 750 – 790 per metrik ton. “Maka kita memperkirakan sampai akhir September harga akan bergerak di kisaran US$ 730 – 770 per metrik ton,” pungkas Fadhil. YIN