Serdang Berdagai, Mediaperkebunan.id
Produsen benih kelapa sawit Socfindo mengadakan Socfindo Custimer Gathering & Sharing tanggal 25-27 Juli di Socfindo Seed Production and Laboratories, Bandar Bangun, Serdang Berdagai, Sumut dengan tema Potensi dan konsistensi DxP unggul Socfindo untuk mencapai keuntungan maksimal”
General Manager Socfindo Andi Suwigyo menyatakan acara ini merupakan tempat sharing pengetahuan best practises budidaya, sehingga potensi produksi benih yang dihasilkan Socfindo bisa tercapai di kebun masing-masing perusahaan penggunanya.
Acara ini juga menjadi tempat sharing bagi perusahaan pengguna benih Socfindo ternyata ditempat mereka lebih bagus. “Jangan pelit berbagi praktek dan pengalaman budidaya, bisa jadi ditempat bapak lebih baik dari kami. Socfindo tidak ingin berjalan sendiri dengan produktivitas tinggi tetapi ingin semua perusahaan pengguna benih Socfindo juga mengalami hal yang sama,” katanya.
Benih yang digunakan Socfindo sama dengan benih yang diual kepada konsumennya. Bedanya adalah pada perlakukan. Benih Socfindo sejak pembibitan diperlakukan seperti bayi, tidak boleh patah pinggang, sehingga ketika ditanam tidak mengalami stagnasi. Sedang di perusahaan konsumen bisa jadi tidak sebaik di Socfindo, ada yang patah pinggang sehingga perlu beradaptasi selama 6 bulan, akibatnya TM 1 terlambat 6 bulan.
Sesuai dengan misi 35 ton produksi TBS dan 25 ton rendemen maka pemulia di Socfindo dan perusahaan benih lainnya berlomba-lomba menghasilkan benih dengan bunga betina yang banyak. Socfindo lebih maju sehingga permasalahan sepertinya lebih cepat diketahui yaitu tanaman yang semakin feminim di awal berbuah yaitu TM-1 sampai TM 4 sehingga perlu perlakuan khusus. Seiring berjalannya waktu maka akan timbuk keseimbangan.
Kalau dihitung dalam satu siklus maka yield benih unggul generasi baru ini lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya. Produktivitas TM 1 Socfindo bisa mencapai 18-25 ton/ha. Benih yang digunakan benih unggul yang sangat mumpuni maka sejak awal harus mendapat perlakuan yang mumpuni juga, kalau tidak maka akan ada masalah.
Socfindo MT Gano adalah jawaban bagaimana perkebunan kelapa sawit mencapai sustainability yang saat ini merupakan keharusan. Di lahan-lahan yang sudah endemik Ganoderma maka sudah wajib menanam varietas ini supaya kelapa sawit bisa tetap berjalan sesuai umur ekonomisnya. “Kita pernah punya pengalaman umur 15 tahun terpaksa direplanting karena serangan Ganoderma ini. Inilah yang memacu Socfindo menghasilkan benih MT Gano,” kata Andi lagi.
Pada kunjungan di lapangan, untuk mengatasi masalah kurangnya bunga jantan Socfindo menggunakan super male 12 pokok perha. Dengan 143 pokok/ha MT Gano ditambah 12 super male ditanam dalam barisan maka populasi mencapai 155 ha. Cara lainnya adalah menanam varietas Yangambi sebagai penghasil bunga jantan diantara varietas Lame.
Setelah pembukaan, peserta dibawa ke tempat persilangan. Dari sini terlihat bahwa Socfindo menjaga sangat ketat benih yang akan diproduksi. Semua tercatat dalam barcode induk betinanya pohon yang mana, poleh sebagai induk jantan dari mana, siapa polinatornya, waktu polinasinya kapan, waktu pengambilan janjang, waktu perkecambahan. Semua bisa terlacak dalam san bar code.
Kemudian peserta diajak melihat pembenihan yang dilakukan Socfindo, bagaimana mensekelsi beniih dan lain-lain. Kemudian diajak melihat praktek pengendalan hama oryctes dengan mekanisasi menggunakan buffallo yang menghemat penggunaan tenaga kerja dan waktu juga biaya; MT Gano yang ditanam dengan super male juga bareng Yangambi; penerimaan buah di tempat penampungan buah dengan aplikasi android ; melihat laboratorium analisis; proses produksi beniih kelapa sawit Socfindo dan aplikasi Baragud di gudang.