Rempah merupakan tanaman yang sangat penting, dulu penjajah datang ke nusantara karena rempah. Maka sudah sewajarnya Indonesia mengembalikan kejayaan rempah melalui Taman Sains Pertanian (TSP) yang berisi benih-benih rempah berkualitas guna mendorong produktivitas.
“Jadi kalau sekarang kita melupakan rempah tidak benar juga. Untuk menunjukkan kita tidak melupakan maka Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan akan membangun Taman Sains Pertanian komoditas rempah di beberapa lokasi,” kata Fadjry Djufry, Kepala Puslitbangbun, Balitbangtan.
Di Sumatera Barat akan dibangun TSP minyak atsiri. Puslitbangbun sudah mengkoleksi plasma nutfah tanaman minyak atsiri di Sumbar dan lokasi ini akan dijadikan TSP.
“Kita tidak bergerak di hilir tetapi menghasilkan varietas unggul baru. Di sini juga ada pengolahan dari skala lab sampai penyulingan. Meskipun mesinnya sudah tua tetapi kualitasnya terbaik dan banyak orang dari seluruh dunia belajar di sini. Bahkan orang Perancis yang merupakan pusat parfum dunia datang dan belajar di sini,” katanya.
Puslitbangun hanya menjadikan alat mesin pengolah minyak atsiri sebagai model. Kementerian Perindustrian bisa mengembangkan alat ini dan mendorong UKM untuk menjadi pengolah minyak atsiri. Puslitbangbun hanya menjadi penyedia varietas unggul dan teknologi budidaya serta pendampingan pada petani.
Puslitbangbun juga terus mengeluarkan varietas unggul baru tanaman minyak atsiri dilengkapi dengan marka biomolekulernya. Demikian juga koleksi plasma nutfah tanaman penghasil minyak atsiri akan dilengkapi dengan marka biomolekur. Dengan cara ini pihak lain tidak bisa mengklaim.
Sedang di Bangka Belitung akan dibangun Taman Sains Pertanian Lada. Lada merupakan salah satu tanaman prioritas dan relatif sudah maju. Sudah banyak varietas unggul baru lada yang dihasilkan.
Diakui dengan keterbatasan anggaran, penelitian tanaman rempah sangat terbatas. “Tetapi keterbatasan anggaran jangan menjadikan kita tidak berbuat apa-apa. Tetap harus ada yang dihasilkan,” katanya. S