Sedang Berdagai – Sawit merupakan emas hijau dan Indonesia merupakan produsen terbesar dunia. “Produsen terbesar artinya kita memasok kebutuhan baku sabun, kosmetik, minyak goreng dan lain-lain. Produsen terbesar juga harus terdepan dalam pengelolaan,” kata Presiden Jokowi pada peresmian Program Peremajaan Sawit Rakyat Tahap 2 di Sedang Berdagai, Sumatera Utara.
Dalam pengelolaan selama ini Indonesia lemah sehingga harus diperbaiki. Pengelolaan termasuk perawatan dan peremajaan. Banyak pohon kelapa sawit yang sudah tua, produktivitasnya rendah sehingga harus diremajakan. Contohnya seorang petani yang maju ke depan produktivitasnya hanya 12 ton TBS/ha/tahun sedang perusahaan swasta 30 ton/ha/tahun.
Dari 11,9 juta ha kebun kelapa sawit, 4,6 juta ha merupakan milik rakyat. Di Sumatera Utara saja dari 470.000 ha perkebunan kelapa sawit rakyat ada 350.000 ha yang harus diremajakan. “Memang banyak sekali yang harus diremajakan dan biayanya besar sekali. Tetapi peremajaan harus dilakukan. Milik rakyat harus diremajakan .Kalau tidak kita akan disusul oleh Malaysia. Negara-negara Afrika sekarang sudah mulai menanam. Banyak contoh di mana Indonesia dulu jadi produsen terbesar tetapi karena tidak diremajakan jadi disalip negara lain,” katanya.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi menanam bibit kelapa sawit DxP Unggul MT Gano dari Socfindo di lahan petani. Juga penyerahan bibit unggul DxP PPKS 540 kepada petani.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan Sumatera Utara menjadi provinsi kedua dari program peremajaan sawit rakyat. Luas yang diremajakan 9.109,29 ha tersebar di Serdang Berdagai, Langkat, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu, Asahan, Batubara, Simalungun, Labuhan Batu Utara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Deli Serdang dan Tapanuli Tengah.
Lokasi penanaman kelapa sawit oleh Presiden sendiri seluas 55 ha. “Di Sumatera Utara ini sawit ditanam tidak terkonsentrasi di beberapa daerah saja tetapi tersebar merata di banyak kabupaten. Kebun kelapa sawit yang diremajakan juga tidak ada yang masuk dalam kawasan hutan,” katanya.
Luas kebun kelapa sawit rakyat 4,6 juta ha yang dikelola 2,3 juta KK memiliki beberapa kekurangan yaitu umur tanaman tua, penggunaan bibit illegitim, lahan yang tidak jelas status hukumnya, serta kultur teknis yang tidak baik.
“Tugas besar untuk meremajakan kelapa sawit seluas 4,6 juta ha harus dilakukan bersama-sama. Apabila 4,6 juta ha dibagi dengan 25 tahun maka setiap tahun kita harus meremejakan 185.000 ha,” katanya.