Komitmen PT Polowijo Gosari menjadi perusahaan pupuk terbesar dan terdepan tidaklah main-main. Hal ini dibuktikan dengan dimulainya pembangunan pabrik magnesium berkapasitas 1 juta ton per tahun di Gresik, Jawa Timur.
Deddy Harnoko Sucahyo, Direktur Utama PT Polowijo Gosari mengatakan total investasi pembangunan pabrik magnesium berkapasitas 1 juta ton per tahun ini mencapai lebih dari Rp.1 triliun,” Rupiah, dan ditargetkan selesai pada pertengahan tahun depan 2019” kata Harnoko saat peletakan batu pertama.
Rencananya, Harnoko menambahkan, untuk produk pupuk magnesium selain akan didistribusikan kepada PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) juga akan di distribusikan ke Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) serta perkebunan-perkebunan lain di seluruh Indonesia, termasuk juga ke lahan pertanian.
“Kami melihat kedepan kebutuhan magnesium di Indonesia terus meningkat untuk sektor perkebunan, pertanian, perikanan bahkan industri keramik, kaca dan logam yang potensinya mencapai jutaan ton,” jelas Harnoko.
Bahkan, Harnoko mengakui tahap selanjutnya setelah pabrik magnesium ini adalah pabrik pupuk kiesiriet yang selama ini 100% diimpor oleh Indonesia, selain menjadi substitusi impor, juga diharapkan mengisi kekosongan pasar pupuk kieserite secara global di Asia.
“Pembangunan pabrik pupuk kieserite nantinya direncanakan berkapasitas awal 500.000 ton di Gresik, Jatim yang akan menjadi pabrik pupuk kieserite pertama dan terbesar di Asia,” ungkap Harnoko.
Seperti diketahui, pupuk magnesium berasal dari batuan Dolomite yang merupakan mineral alam diatas konsesi tambang milik PT. Polowijo Gosari dengan cadangan lebih dari 500 juta ton mengandung unsur hara Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2.
Terbukti, bahan-bahan tersebut sangat baik digunakan untuk tanah pertanian, tanah perkebunan, kebutuhan industri dan bahkan untuk perikanan ataupun tambak. “Terlebih, potensi kebutuhan pupuk magnesium untuk perkebunan sawit dan tanaman keras juga terus meningkat seiring dengan proyeksi luasan kebun sawit dan tanaman keras yang akan terus tumbuh,” tutur Harnoko.
Disisi lain, Harnoko menjelaskan, pupuk kieserite dengan rumus kimia MgSO4, merupakan pupuk berbentuk kristal berwarna putih selain utamanya untuk tanaman kelapa sawit yang juga digunakan untuk tanaman tebu, karet, kopi, kakao dan lain-lain, juga digunakan untuk keperluan berbagai industri.
Indonesia sendiri saat ini mengimpor Pupuk Kieserite +/- 300.000 ton/th, dan diproyeksikan kebutuhan pupuk kieserite di Indonesia dan kawasan regional seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, PNG dan lainnya akan terus meningkat seiring dengan pertambahan luas perkebunan kelapa sawit.
Melihat hal tersebut, Deputi Bidang Usaha Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro menyambut baik atas pembangunan pabrik magnesium berkapasitas 1 juta ton oleh PT Polowijo Gosari dengan menggandeng PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Sinergi kedua perusahaan ini sangatlah bagus dan saling membutuhkan di mana PPA dapat menyediakan sumber pendanaan, sedangkan PT Polowijo Gosari Group memiliki sumber daya yang melimpah berupa dolomit.
“Oleh sebab itu, tidak dilarang perusahaan BUMN bekerja sama dengan swasta. Dua kultur ini disatukan sangat sinergistik,” kata Aloy.
Lebih dari itu, Aloy mengingatkan bahwa kerjasama bisa dilakukan di semua sektor dan tidak hanya perusahaan BUMN dengan perusahaan BUMN saja, tapi juga bisa perusahaan BUMN dengan perusahaan swasta, seperti kerjasama pembangunan pabrik magnesium ini.
Sehingga diharapkan kedepan ada kerjasama-kerjasama lainnya. Sebab dengan membangun pabrik seperti ini tidak hanya meningkatkan pendapatan daerah, tapi juga bisa menyerap tenaga kerja lokal.
“Jadi pembangunan pabrik ini tidak hanya dapat mengurangi impor dan penghematan devisa tapi juga bisa menyerap tenaga kerja,” pungkas Aloy. YIN