2nd T-POMI
2022, 9 April
Share berita:

ACEH, Mediaperkebunan.id – Kepatuhan para pemasok terhadap kebijakan keberlanjutan penting untuk dilaksanakan. Musim Mas group dan Sinar Mas Agribusiness and Food (Sinar Mas) pun selenggarakan lokakarya bagi pemasok di Aceh.

Kedua perusahaan sawit itu mencoba memahami persepsi dan tingkat komitmen pemasok di Aceh terhadap Kebijakan Nihil Deforestasi, Nihil Gambut, dan Nihil Eksploitasi (No Deforestation, No Peat, and No Exploitation/NDPE), serta rencana mereka menuju sertifikasi ISPO.

Dalam lokakarya yang diselenggarakan Musim Mas Group dan Sinar Mas pekan lalu di Langsa dan Kuala Simpang, Aceh, menekankan pentingnya kepatuhan para pemasok terhadap kebijakan keberlanjutan. Lokakarya kolaboratif kedua ini diadakan selama dua hari dan diikuti 55 peserta yang terdiri dari perwakilan pabrik pemasok, pedagang dan petani setempat, pejabat pemerintah, serta organisasi masyarakat sipil (ORMAS).

“Antusiasme yang ditunjukkan oleh para peserta mencerminkan betapa pentingnya lokakarya di produksi pertanian berkelanjutan, “ ujar Direktur Keberlanjutan, Musim Mas Olivier Tichit dalam keterangan tertulisnya yang diterima Mediaperkebunan.id, Jumat (8/4).

Menurut Tichit, lokakarya semacam ini mendorong penerapan konsep NDPE dan bagaimana hal tersebut dapat direalisasikan oleh pabrik, pedagang lokal, dan petani. “Kami percaya perusahaan minyak kelapa sawit harus berkolaborasi untuk rantai pasokan yang bebas deforestasi dan eksploitasi,” ujarnya.

Diskusi yang berlangsung sangat terbuka dan hidup; hal ini menunjukkan rasa percaya yang telah terbangun selama lokakarya berlangsung. “Kami senang dapat bekerjasama kembali dengan Sinar Mas Agribusiness and Food di lanskap penting yaitu Aceh,” tambah Tichit.

Head of Traceable and Transparent Production, Sinar Mas Wahyu W. Wijayanti mengatakan, lokakarya bersama Musim Mas ini merupakan komitmen untuk mendorong terwujudnya transformasi industri kelapa sawit berkelanjutan.

Baca Juga:  Solidaritas bersama Pekerja dan Pengusaha: LAWAN COVID-19 di Industri Sawit

“Kami tidak hanya mensosialisasikan persyaratan NDPE, tetapi juga mendengarkan dan melibatkan pemangku kepentingan mengatasi tantangan mereka dalam menerapkan praktik keberlanjutan,” ujar Wahyu.

Wahyu berharap, kegiatan ini dapat membuka peluang bagi program-program lain untuk dilakukan dalam mendukung rantai pasok dengan menerapkan Good Agronomy Practice (GAP), Best Management Practice (BMP), dan memperoleh sertifikasi baik bagi perusahaan maupun petani kecil.

Lokakarya kolaboratif ini memungkinkan kedua Perusahaan menjangkau para pemasok di luar rantai pasok dari kedua Perusahaan. Sangatlah penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk petani, pemerintah daerah, dan organisasi masyarakat sipil, untuk berpartisipasi dan mendukung upaya tersebut. Kemitraan bagi area landskap prioritas sangatlah penting untuk mendorong transformasi industri dalam skala besar. (*)