2nd T-POMI
2021, 23 November
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Pengendalian Ganoderma secara terpadu merupakan strategi yang paling menjanjikan dengan mengkombinasikan semua metode yaitu hayati, pengolahan lahan/kultur teknis, pemusnahan sumber inokulum/sanitasi. “Saat ini menggunakan material tanaman yang toleran terhadap ganoderma adalah pilihan yang paling tepat,” kata Chandra Ady Passa, pada webinar “Socfindo Menyapa Petani Sawit Pastikan yang Anda Tanam Bibit Unggul” kerjasama dengan Media Perkebunan.

DxP Socfindo MT Gano merupakan terobosan dan harapan baru untuk mengantisipasi serangan penyakit Ganoderma di perkebunan kelapa sawit. Sampai sekarang Socfindo terus melakukan inovasi dengan menyeleksi dan merakit varietas baru yang memiliki ketahanan/resisten yang lebih baik terhadap ganoderma. DxP Socfindo MT Gano generasi terbaru menjadi lebih resisten terhadap Ganoderma dan produksi tinggi.

Ganoderma atau penyakit busuk pangkal batang merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Penyakit ini merupakan momok yang menakutkan karena dapat menyebabkan kematian kelapa sawit dan bisa merugikan sebab sulit dikendalikan.

Kejadian Ganoderma berkorelasi positif dengan generasi kebun kelapa sawit. Saat ini Ganoderma sudah bisa ditemukan hampir disemua kebun kelapa sawit di Indonesia walau kejadian penyakitnya bervariasi. Perkembangannya bukan hanya di lahan mineral saja tetapi di lahan gambut yang miskin unsur hara. Malah pada lahan ini dilaporkan kejadiannya lebih besar.

Tumbuhnya jamur Ganoderma Boninense Pat pada pangkal batang dan akar mengakibatkan terjadinya kehilangan pokok dalam waktu cepat dan tanaman kelapa sawit tidak ekonomis lagi. Berdasarkan pengamatan di kebun komersial Socfindo serangan ganoderma membuat kehilangan pohon 36% dalam waktu 10 tahun. Akibatnya produktivitas TBS turun 42% dari kondisi normal.

Gejala awal penyakit sulit dideteksi karena gejala eksternal perkembanganya yang lambat. Pada TBM gejala yang dapat diamati dari luar adalah adanya daun yang menguning pada satu sisi atau adanya bintik-bintik kuning pada daun yang lebih pendek dibanding daun normal, lalu mengalami klorosis dan bahkan nekrosis. Seiring penyakit ini terus berkembang, tanaman kelapa sawit pucat keseluruhan, pertumbuhan lambat dan daun tombak yang tersisa tidak membuka.

Baca Juga:  Petani Mitra ANJ Terima Premi Minyak Sawit Berkelanjutan

Pada TM terdapat beberapa daun tombak tidak terbuka dan kanopi daun umumnya pucat. Daun yang terserang kemudian mati dimana nekrosis dimulai pada daun yang paling tua dan merambat ke atas ke arah mahkota daun. Tanaman kemudian mati.

Deteksi dini yang umum dilakukan adalan sensus visual dengan pengamatan gejala penampakan pokok dan tanda adanya badan buah ganoderma pada pangkal batang kelapa sawit. Selain itu ada gano kit yaitu perangkat berbasis serologi dari PPBBI PT RPN dan deteksi dini secara molekuler oleh lembaga riset.

Pencegahan pengendalian Ganoderma dalam jangka pendek bertujuan untuk mengurangi laju infeksi penyakit melalui kultur teknis dan agen hayati sedang dalam jangka panjang penggunaan bahan tanam tahan Ganoderma.

Sanitasi dengan membongkar bongol yang terinfeksi terus dicincang dan membuat lubang besar. Kultur teknis yang lain adalah peremajaan. Ada juga yang melakukan pemberaan, setelah sawit ditumbang diganti dengan tanaman lain, sebuah perusahaan mengganti dengan ubi kayu selama satu tahun. Setelah 9 bulan lahan yang diberakan konsisten menunjukkan infeksi ganoderma yang lebih rendah.

Sedang pengendalian hayati menggunakan mikoriza dan trichoderma. Trichoderma diberikan 20-30 gram di pembibitan dan 200-400 gr saat tanam.