Jakarta, Mediaperkebunan.id
Pengelolaan Tajuk Tanaman (Canopy management) merupakan aspek yang sangat penting dalam peningkatan produksi kelapa sawit. Karena itu sangat penting untuk memahaminya. Marlon Sitanggang, trainer P3PI (Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia) menyatakan hal ini pada online training “Manajemen Tajuk Untuk Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit” yang diselenggarakan P3PI bekerjasama dengan Media Perkebunan.
Pengelolaan tajuk berkaitan dengan aspek yang sangat penting bagi seluruh mahluk hidup di bumi yaitu fotosintetis. Sumbernya (source) adalah daun dewasa dan pengguna (sink) organ yang memerlukan hasil fotisintesis (fotoasimilat) baik untuk digunakan (utilization sink) dan disimpan (storage sink).
Pada tanaman kelapa sawit apabila 75% pelepah dibuang pada tanaman muda, laju fotosintesis pelepah yang tersisa meningkat pada pohon yang ada TBSnya, tetapi tidak pada yang tidak ada TBS. Laju fotosintesis disimulasi oleh pertumbuhan sink asimilat.
Laju fotosintesis tanaman muda berhubungan dengan jumlah tandan sawit. Laju fotosintesis tanaman muda hampir 2 kali lipat 2 bulan sebelum tandan pertama dipanen, saat asimilat akan diperlukan untuk sintesis minyak.
Sinar matahari yang dapat dimanfaatkan tergantung pada luas daun, jumlah pelepah, jarak tanam (polulasi pohon) yang ditunjukkan dalam indeks luas daun (LAI) . Pada LAI 4,5 intersepsi sinar 80%, meningkat menjadi 90-95% pada LAI 6-6,5. Hasil turun jika LAI > 6,5 karena adanya kompetisi antar pohon (saling menaungi).
Fotosintesis meningkat dengan meningkatnya intensitas sinar matahari dan dipengaruhi oleh kandungan air tanah, defisit tekanan uap, nutiri, suhu, laju respirasi, bahan tanam.
Best practises manajemen tajuk pada penentuan pola tanam dan jarak tanam, melakukan ablasi dan sanitasi, pruning dan penyusunan pelepah. Pola tanam dan jarak tanam bertujuan untuk pemanfaatan lahan secara maksimal, tanpa menimbulkan kondisi etiolasi tanaman akibat terlalu rapat, yang dapat mengurangi produktivitas. Akibat yang ditimbulkannya buah kempet, penyerbukan terganggu, berat janjang kecil, kandungan hara daun palsu.
Penentuan jarak tanam tergantung pada pola tanam areal datar dan pola areal bergelombang dan berbukit dengan jarak antar pokok tergantung jarak antar teras. Dengan standar pokok per ha 136 maka jarak tanam per pokok pada areal datar 73,5 m2/pokok. Sedang jika jarak antar teras 8,5 m maka jarak antar pokok dalam teras 8,6 m.
Ablasi dan kastrasi tujuannya untuk menjaga pertumbuhan vegetatif tanaman (akar, batang dan daun), memperkuat pokok tanaman, Dimulai setelah 60% tanaman berbunga.dilakukan setiap bulan.Dihentikan pada usia 17 bulan , panen 24 bulan. Pelepah disusun antar pokok.
Penunasan pelepah merupakan upaya untuk menjamin jumlah pelepah yang optimum di pohon, kebersihan tanaman, fotosintetis dan pembentukan bunga betina. Tujuan pemangkasan adalah untuk keseimbangan fisiologis tanaman, sanitasi, memperlancar penyerbukan,memudahkan panen, menghindari brondolan tersangkut di pangkal pelepah.
Penyusunan pelepah antar pokok hasil penunasan merupakan upaya mengembalikan hara ke dalam tanah yaitu N 67 kg/ha, P 3,9 kg/ha, K 72 kg/ha, Mg 13 kg/ha. Upaya ini juga murah dan praktis untuk konservasi tanah dan air.
Under pruning menyebabkan losses meningkat, produktivitas pemanen menurun, sesnsus produksi kurang akurat, gangguan penyerbukan, masalah hama tikus dan produksi menurun.
Ablasi harus dilakukan dengan benar dan rutin sampai batas waktu yang ditentukan. Jaga jumlah pelepah sesuai anjuran untuk mendapatkan LAI yang sesuai.Susun pelepah dengan benar untuk konservasi tanah dan air.