2nd T-POMI
2016, 3 Agustus
Share berita:

Sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bukan sekedar sertifikasi tapi sebagai pembuktian bahwa perusahaan tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution menghimbau kepada seluruh perkebunan kelapa sawit di Indonesia untuk segera melakukan sertifikasi ISPO. Hal ini lantaran saat ini pihak asing terus menerus mencari alasan untuk bisa masuk ke negaranya haruslah mempunyai sertifikat sustainable, untuk itu perusahan harus segera mensertifikasi ISPO.

“Jadi kita (pemerintah) sepakat bahwa ISPO telah menjadi standar yang dihormati dan diterima oleh seluruh insan sawit di tanah air.” Jelas Darmin dalam penyerahan sertifikasi ISPO di Jakarta, Rabu (3/8).

Kemudian, lanjut Darmin, saat ini pihaknya bersama para pemangku kepentingan akan merumuskan agar legalitas dari ISPO ditingkatkan. Artinya jika saat ini dasar hukumnya adalah Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), maka pemerintah akan merumuskan agar dasar hukumnya menjadi Peraturan Presiden (Perpres). Sebab didalam UU perkebunan nomor 39 tahun 2014 dalam pasal 92 juga sudah dijelaskan bahwa pengembangan perkebunan harus berkelanjutan

“Saya pikir itu tepat. Kita perlu legalitas yang cukup supaya lebih mudah dan kredibel kita jalankan secara nasional,” janji Darmin.

Lebih dari itu, menurut Darmin bukan hanya legalitas saja yang perlu dikuatkan. Namun soal kelembagaan juga layak diprioritaskan. Sehingga bukan hanya kredibilitasnya tapi acceptabilitas dan ownership yang tidak kalah pentingnya.

Artinya kebijakan ini tentu akan berdampak besar terhadap industri kelapa sawit di dalam negeri, perlu dibuat acuan dasar pengembangan. Karena itu pemerintah akan komitemen mendorong ISPO menjadi standar yang kredible dan dihormati dan diterima secara internasional.

Langkah-langkah ini perlu dilakukan terkait kajian pemerintah Perancis dan Italia yang menyatakan bahwa crude palm oil (CPO) berpotensi menimbulkan kanker. Kajian semacam itu perlu ditelaah dan ditemukan jawabannya oleh industri.

Baca Juga:  PT KAL turut mengelola Kawasan Taman Nasional Gunung Palung

“Kita harus siapkan juga effort untuk menjawab itu. Jangan lupa, selain persoalan objektif ada juga masalah subjektif dan politis berhadapan dengan produk saingan yang jadi andalan negara maju ada minyak bunga matahari, ada repsol,” pungkas Darmin YIN