Jakarta, Mediaperkebunan.id
Saat ini ada 891 PKS (Pabrik Kelapa Sawit) khususnya di Sumatera 601 dan Kalimantan 257 dengan potensi menghasilkan listrik 7 GW. Lokasinya rata-rata jauh dari perkotaan tetapi dekat dengan desa-desa terpencil dan PLTD milik PLTN. Terdapat 600 PKS terletak dalam radius 50 km dari PLTD terdekat. Dengan kapasitas PKS 60 ton/jam produk biogas 600-1000 Nm3 maka produksi listrik 2 MW. Direktur Bioenergi, Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konversi Energi, Kementerian ESDM Andriah Feby Misna menyatakan hal ini.
Saar ini limbah sawit untuk pembangkit listrik yang sudah on grid dengan PLN adalah 114,01 MW dan POME 41,45 MW. Sedang yang off grid limbah sawit 133,58 MW dan POME 69,3 MW.
Cofiring PLTU milik PLTN dengan menggunakan biomassa sampai September 2021 uji coba di 42 lokasi dari target 47 lokasi sedang tahap komersial 17 lokasi PLTU dari target 23 lokasi. Cofiring dengan menggunakan biomassa campuran 5-15%.
Dari limbah sawit selain untuk menghasilkan listrik juga dihasilkan gas biomethana . Gas yang dihasilkan akan dikompres jadi Biomathane Compresed Natural Gas (Bio-GNG) yang selanjutnya disimpan dalam tabung. Bio CNG dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, subtitusi BB Diesel di PLTD, Bahan Bakar Gas untuk transportasi dan LPG untuk UMKM dan industri. Pemerintah saat ini sedang menyusun SNI 8019:2014 tentang standar mutu biogas bertekanan tinggi.
DJEBTKE beserta GGGI, Bappeda Kalteng dan Kaltim melakukan study market assesment Bio-GNG. Bio-CNG yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk konversi mesin diesel menjadi dual fuel Bio-CNG-diesel baik pada genset maupun truk/bus, untuk industri disekitar penghasil Bio-CNG baik sebagai cutting plant maupun direct combustion untuk pengeringan di industri plywood; memasok kebutuhan gas masyarakat, industri dan UMKM.
Dengan GIZ sedang menyusun Pre-FS implementasi pilot project Bio-CNG skala industri melalui kerjasama dengan PT SMI, Kaltimex Energy dan PTPN IV; menyusun kajian biometahene sebagai subtitusi LPG, menyusun kajian kerangka regulasi dan insentif untuk mendorong pemanfaatan biometana.
Dengan GGGI juga pre FS pilot projcet up grading Biogas dengan bahan baku limbah cair sawit (POME) menjadi Bio-CNG skala industri di Rokan Hulu, memperisiapkan uji penggunaan Bio-CNG sebagai bahan bakar PLTD di Kaltim.
PT Dharma Satya Nusantara (DSN) membangun fasilitas Bio-CNG Plant Muara Wahau, Kaltim yang dapat menghasilkan listrik 1,2 MW serta gas biometana dengan kapasitas 280 m3/jam. Bio-GNG yang dihasilkan akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan operasional PKS dan memasok gas untuk kebutuhan perumahan karyawan PKS.
Selain kelapa sawit limbah komoditas perkebunan juga kaya potensi bioenergi. Potensi perkebunan dari kelapa sawit potensi biomassa untuk listrik adalah 12.654 Mwe, tebu 1, 295 Mwe, karet 2.781 Mwe, Kelapa 177 MWe.Sedang limbah Pabrik Kelapa Sawit menurut studi GIZ potensial 7.057 MW, Pabrik Gula 451 MW.
Tantangan dalam pengembangan energi berbasis limbah agroindustri dari sisi resources adalah stabilitas harga biomassa, kompetisi dengan pemanfaatan lain, ketersediaan, aksestabilitas, potensi terbesar, database perlu diupdate. Sedang dari sisi kebijakan adalah harga belum mencerminkan keekonomian, target biogas/CNG, insentif, periode kontrak, perlu regulasi pengembangan biogas dan Bio-CNG.