2nd T-POMI
2022, 28 September
Share berita:

Jakarta – Direktorat Jenderal Perkebunan selama periode tahun 2020-2024 mengajak milenial mengembangkan komoditas perkebunan sebagai produk ekspor. Untuk itu, pemerintah mengajak generasi muda membangun korporasi.

“Melalui korporasi petani ini, diharapkan kedepannya pekebun dapat tergabung dalam kelompok yang lebih besar, terdorong untuk memproduksi atau mengembangkan benih nursery dan pengembangan Kawasan khususnya kopi, kelapa, jambu mete, kakao,” kata Koordinator Perencanaan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Agnes Verawaty Silalahi.

Menurut Agnes, selain menyiapkan startegi dengan membangun korporasi perkebunan, Agnes mengatakan, pemerintah juga mendorong pembangunan produksi benih/nursery sebanyak 20 juta, pengembangan kawasan kopi, kelapa, jambu mete, kakao, percepatan swasembada gula konsumsi, pengembangan gula non tebu, dan pengembangan kopi komandan.

“Program lainnya adalah sagunesia (sagu untuk Indonesia), sebagai bentuk upaya kami mengantisipasi krisis pangan dunia, melalui sagu sebagai alternatif pangan dan sebagai substitusi tepung gandum,” jelas Agnes.

Sedangkan untuk swasembada gula konsumsi, lanjut Agnes, Kemenerian Pertanian terus berupaya untuk memenuhi pasokan tebu untuk gula konsumsi. Tidak hanya mengandalkan gula tebu, pemerintah juga berpaya mensubstitusi gula tebu dengan pengembangan gula non tebu seperti stevia, aren, lontar dan lainnya.

“Hal menarik lainnya yaitu, pengembangan Kopi Komandan. Kopi ini menjadi icon Kementan atau kopi versi Kementan. Ditjen Perkebunan telah berkontribusi meracik kopi komandan. Tentunya kedepan peluang kerjasama dengan para petani milenial sangat terbuka, untuk mengembangkan kopi komandan ini,” ujar Agnes.

Agnes berharap, petani milenial dapat berminat, tertarik untuk ikut berpartisipasi mengembangkan komoditas perkebunan dan mendukung program unggulan, khususnya keenam program Ditjenbun ini, sehingga ekspor perkebunan dapat ditingkatkan. Selain itu komoditas perkebunan beserta hasil olahannya semakin dikenal dan diminati pasar global, serta tentunya pekebun semakin sejahtera.

Baca Juga:  Target Pendanaan Hijau Supernova Ecosystem: Konservasi dan Lapangan Kerja

Program Kementerian Pertanian, salah satunya Gratieks. Untuk memenuhi kebutuhan ekspor tersebut, Agnes mengatakan, perlunya peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan, melalui logistik benih seperti nursery, kebun sumber benih dan lab uji DNA.

Lebih lanjut, terkait dengan uji DNA, Direktur Perbenihan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Saleh Mokhtar mengakui bahwa pentingnya peran benih dalam komoditas perkebunan, terlebih tanaman perkebunan adalah tanaman yang usianya puluhan tahun. Jadi jangan sembarangan dalam memimilih benih, pakailah benih yang bersertifikat. “Pentingnya benih yang baik dan benar adalah modal dasar dari keberhasilan perkebunan,” ungkap Saleh.