2nd T-POMI
2017, 4 Oktober
Share berita:

Berbagai seerangan terus dilancarkan oleh non-governmental organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik dari dalam ataupun luar negeri untuk menghancurkan komoditas kelapa sawit, meskipun tanaman tersebut tanaman ‘halal thoyiban’.

Hal itulah yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Perkebunan, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Didik kepada perkebunannews.com, saat ditemui di kantor DPP HKTI, Jakarta.

Lebih lanjut, menurut Didik, tanaman kelapa sawit adalah tanaman anugerah Tuhan. Hal ini karena tanaman tersebut hanya bisa tumbuh subur pada lahan yang memiliki iklim tropis yaitu Indonesia.

“Seharusnya kita bersyukur bahwa kelapa sawit hanya tumbuh subur di Indonesia, sama halnya tanaman kurma yang hanya bisa tumbuh subur di negara timur tengah, yakni Arab,” jelas Didik.

Artinya, Didik mengingatkan, anugerah Tuhan ini tidak boleh dilupakan dan ini merupakan tanaman ‘halal thoyiban’. “Pertanyannya adalah jika kurma bisa menjadi ikon dari negara Arab, mengapa kelapa sawit tidak bisa menjadi ikon dari negara Indonesia,” papar Didik.

Semua itu terjadi, menurut Didik karena perusahaan tidak menganggarkan sedikit keuntungannya untuk dana ketahanan industri. Tidak perlu besar yang dialokasikan untuk dana ketahanan industri, yaitu 1 persen dari keuntungan perusahaan. Gunanya dana tersebut adalah untuk mengkounter isu-isu negatif yang tidak sesuai dengan fakta.

“Sebab harus diakui, ada banyak isu yang dilontarkan oleh beberapa NGO atau LSM namun tidak sesuai fakta yang sesungguhnya,” tutur Didik.

Salah satunya yaitu, Didik menyontohkan, tuduhan bahwa perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab deforestasi dunia. Padahal berdasarkan data Komisi Uni Eropa laju deforestasi global dalam 20 tahun terakhir yang angkanya mencapai mencapai 239 juta hektar penyebab utamanya atau sekitar 50 juta hektar berasal dari sektor peternakan. Lahan kedelai 13 juta hektar.

Baca Juga:  FESTIVAL SAWIT UNTUK BANGSA, EDUKASI SAWIT BAGI MILENIAL PERKOTAAN

Berikutnya, lahan jagung seluas 8 jutahektar, dan perkebunan kelapa sawit hanya sekitar 6 juta hektar atau 2,5 persen dari total areal seluas 239 juta hektar. “Melihat data tersebut maka minyak sawit bukan penyebab utama deforetasi seperti dikatakan Eropa,” pungkas Didik. YIN