JAKARTA, mediaperkebunan.com – Harga komoditas CPO sudah diperbarui oleh ICE Newcastle pada hari ini, Rabu (24/01).
Reuters menyebutkan bahwa pada hari Senin (22/01) CPO Malaysia menghadapi harga yang lebih rendah. Lalu, dilaporkan bahwa ekspor porduk minyak kelapa sawit Malaysia pada tanggal 1-20 Januari 2024 mengalami penurunan sebesar 2,7 persen menjadi 828.910 ton dari 852.138 ton.
Namun, di Indonesia sendiri yang merupakan produsen CPO terbesar mengalami peningkatan produksi minyak kelapa sawit sebesar 0,6 persen pada tahun 2024. Indonesia diproyeksikan akan memproduksi sekitar 48,87 juta ton pada tahun 2024.
Sedangkan Malaysia yang jadi produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 1 persen pada tahun 2024, menjadi 18,75 juta ton.
Harga CPO Februari dan Maret 2024
Harga CPO pada hari Senin (22/01) mengalami penurunan karena tekanan ekonomi yang mempengaruhi prospek permintaan minyak global.
Harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah pada bulan Februari 2024 menguat di Malaysia menjadi 3.961 ringgit per metrik ton. Kemudian pada bulan Maret 2024 mendatang juga akan mengalami penguatan sebesar 36 poin menjadi 3.957 ringgit per metrik ton.
Tak hanya minyak kelapa sawit, harga komoditas lain seperti batu bara juga telah diperbarui.
Harga batu bara berjangka kontrak pada bulan Februari 2024 di ICE Newcastle menguat 1,60 persen atau 1,95 poin menjadi 123,95 per metrik ton. Kemudian kontrak pengiriman Maret 2024 juga menguat sebesar 1,65 persen menjadi 120,25 per metrik ton.
Meski mengalami harga yang lebih rendah pada 10 hari lalu, harga minyak kelapa sawit ke depan akan menguat sejalan dengan meningkatnya jumlah produksi. Masih berada di zona hijau, harga komoditas CPO 2024 terkini dipengaruhi oleh faktor produksi ke depan yang dilakukan Indonesia dan Malaysia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar.