2nd T-POMI
2018, 23 Maret
Share berita:

Permasalahan terbesar kelapa sawit adalah pada petani swadaya. Perkembangan mereka tidak terkonsep bagus padahal luasnya 3 kali dari petani plasma. Akhirnya di daerah tertentu TBS tidak terjual karena tidak ada pabrik, tetapi di daerah lain memicu timbulnya pabrik tanpa kebun sehingga terjadi persaingan dalam memperebutkan TBS petani,” kata Achmad Mangga Barani, Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan.

“Syukur dalam 2 tahun terakhir ada perkembangan positif, swasta sudah terlibat membina petani swadaya. Sinar Mas misalnya klusterisasi petani plasma dengan petani swadaya. Asian Agri juga dengan kemitraan one to onenya. Semula swasta maju sendiri sekarang melibatkan rakyat,” katanya.

Sekarang posisinya adalah pemerintah kadang membantu kadang tidak berkaitan dengan permasalahan kelapa sawit. Hal yang bagus adalah adanya peremajaan kelapa sawit pekebun yang dibiayai oleh BPDPKS untuk meningkatkan produktivitas.

“Kerjasama antara pemerintah, perusahaan dan pekebun untuk peremajaan ini bisa banyak model. Tidak masalah bila inti plasma dengan model satu atap. Model ini tetap menjadikan petani sebagai pemilik lahan, hak mereka tidak hilang, tetapi pengelolaan menjadi satu manajemen sehingga efisien. Petani bisa dipekerjakan,” katanya.

Perkembangan kelapa sawit yang pesat sekarang merupakan by design oleh pemerintah. Perkebunan kelapa sawit sampai tahun 1979 hanya milik perusahaan besar. Di tanam sejak tahun 1940 selama 40 tahun tidak ada keterlibatan rakyat. Hal ini sesuai dengan karateristik sawit yang dalam waktu 24 jam harus sudah masuk PKS. Baru tahun 1979 ada 3.125 ha kebun rakyat yaitu kebun plasma yang merupakan awal dari PIR.

Setelah itu perkebunan rakyat berkembang dengan pesat berupa derivatif pola PIR seperti PIR BUN, PIR Trans, PIR KKPA, PIR Swadaya dan Revitalisasi Perkebunan. Ini merupakan sinergi pemerintah, perusahaan perkebunan dan pekebun. PIR bukan hanya kelapa sawit tetapi kelapa hibrida dan karet tetapi hanya sawit yang bagus.

Baca Juga:  Harga Sawit Riau Melandai

Akhirnya semua bank ramai-ramai memberikan kredit pada sawit. Luas perkebunan rakyat yang tahun 1980 6.175 ha tahun 2017 berkembang menjadi 4.756.272 ha. Perkebunan besar swasta juga dari 88.847 ha jadi 6.798.820 ha, hanya BUMN yang tidak berkembang pesat dari 199.538 ha menjadi 752.585 ha.

“Kalau pemerintah, perusahaan dan petani komit tidak ada masalah. 40 tahun semuanya berkembang dengan pesat. Sekarang jangan terlalu banyak mengatasi masalah dari AS dan Eropa karena akan terus ada. Selama kelapa sawit belum bisa tumbuh disana pasti selalu ada masalah. Konsentrasi pada penyelsaiaan masalah di dalam negeri. Salah dalam tata kelola lingkungan, kita sendiri yang akan merasakan pertama kali bukan Eropa,” katanya.