2nd T-POMI
2017, 19 Mei
Share berita:

Dibalik resolusi sawit, Eropa ingin menyembunyikan “dosa Eropa” bahwa emisi karbon Eropa hampir 8 Kali lebih besar dari emisi Indonesia.

Parlemen Eropa bernafsu memojokkan sawit dunia khususnya sawit Indonesia. Salah satu tuduhannya adalah bahwa dengan perluasan kebun sawit menghasilkan emisi karbon yang sangat besar, sehingga menyebabkan pemanasan global. Tuduhan Eropa tersebut tidak jelas apa dasarnya sehingga perlu di uji kebenaranya.

Selama ini para ahli lingkungan Barat, sering mempublikasikan bahwa penyebab utama terjadinya pemanasan global adalah meningkatnya emisi karbon (gas rumah kaca utama). Sehingga negara-negara pengemisi karbon terbesar patut diminta pertanggung jawabannya. Mari kita lihat siapa negara-negara yang terbesar dalam menghasilkan emisi karbon.

Menurut laporan International Energy Agency (IEA,2016) penyumbang emisi karbon terbesar adalah dari konsumsi bahan bakar fosil (minyak bumi, batubara, dan gas bumi). Sekitar 70 persen dari total emisi karbon dunia berasal dari konsumsi bahan bakar fosil tersebut.

Menurut laporan IEA tersebut, Eropa (E-28) menghasilkan emisi karbon dari bahan bakar fosil yang dikonsumsinya sebesar 3160 juta ton karbon dioksida atau 3,1 giga ton. Jika dihitung emisi karbon per orang penduduk Eropa setara dengan 6,22 ton karbon dioksida. Sementara pada saat yang sama, laporan IEA tersebut mencatat bahwa Indonesia menghasilkan emisi dari bahan bakar fosil hanya sebesar 436 juta ton karbon dioksida atau 0,4 giga ton karbon dioksida atau untuk setiap orang penduduk Indonesia setara dengan 1,7 ton karbon dioksida. Dengan data tersebut sangat terang benderang bahwa emisi Eropa sekitar 8 kali lebih besar dari Indonesia.

Bagaimana dengan emisi pertanian Eropa dibanding dengan Indonesia? Laporan Badan Pertanian dan Pangan PBB (FAO, 2013) mengungkap bahwa emisi pertanian Eropa adalah 8 persen dari total emisi pertanian dunia atau urutan kelima emitter terbesar dunia setelah China, Indian, Brazil dan Amerika Serikat. Sementara emisi pertanian Indonesia hanya 3 persen dari total emisi pertanian dunia. Lagi-lagi emisi jauh lebih tinggi dari Indonesia.

Baca Juga:  HULU KOPI SUDAH BERMASALAH JAUH SEBELUM PANDEMI COVID 19

Lantas, jika realitasnya bahwa emisi Eropa jauh lebih besar dari Indonesia mengapa Eropa menuduh bahkan mengancam sawit Indonesia? Jawabannya mungkin untuk tiga hal berikut. Pertama, Eropa menggunakan isu emisi karbon yang lagi trending dunia untuk memojokkan sawit karena minyak rapeseed dan minyak bunga matahari mereka kalah bersaing dengan minyak sawit Indonesia. Kedua, Menyembunyikan emisi karbon Eropa yang tinggi itu dengan mengalihkan perhatian dunia kepada emisi karbon Indonesia. Ketiga, Eropa sebagai negara eks penjajah tidak pernah salah dan negara-negara eks jajahan seperti Indonesia selalu salah. Sumber: indonesiakita.or.id