2nd T-POMI
2022, 22 April
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan, terus berupaya mendorong dan memberikan motivasi kepada para pekebun, termasuk pekebun sagu seluruh Indonesia.

Hal ini dilakukan agar mengembangkan, meningkatkan dan menjaga kualitas mutu komoditas perkebunan, termasuk produk hasil olahannya, agar bernilai tambah dan berdaya saing sesuai dengan standarisasi ketentuan yang berlaku.

Sehingga dalam hal ini agar tak hanya concern ke hulunya saja namun juga hingga ke hillirnya termasuk produk yang bernilai tambah yang terus dikembangkan menjadi hasil olahan komoditas perkebunan yang siap konsumsi (ready to eat), serta berperan aktif mengikuti beragam promosi melalui pameran pangan di berbagai daerah maupun negara lainnya, membawa dan memperkenalkan sagu Indonesia ke mancanegara.

Trend gaya hidup sehat saat ini membuat olahan sagu semakin dilirik pasar global dan peluang usaha yang cukup besar. Tak dapat dipungkiri persaingan pasar begitu ketat, perlunya menciptakan inovasi dan kreasi dengan berbagai hasil olahan sagu, seperti mie sagu, beras sagu, tepung sagu, kue cemilan sagu/cookies dan lainnya.

Beras sagu dan mie sagu termasuk sebagai makanan sehat, karena memiliki keunggulan yaitu bebas gluten dan dengan kadar indeks glisemik yang lebih rendah dibandingkan nasi dan roti. Sejalan dengan upaya diversifikasi konsumsi pangan lokal, Ditjen. Perkebunan terus melakukan pembinaan terhadap berbagai macam produk olahan sagu dari beberapa pelaku usaha, salah satunya kabar menggembirakan, bahwa produk mie sagu dengan merk “SagoMee” dapat diterima dengan baik sebagai pangan sehat.

Direktur PT Sahabat Mitra Strategis, Nurhaeda membagikan kisahnya saat terinpirasi mengangkat sagu sebagai pangan alternatif bagi kebutuhan masyarakat Indonesia maupun dunia. Dimana mulai mengangkat branding sagoo mee di tataran pasar dalam negeri dan luar negeri yang bekerjasama dengan pabrik pengolahan sagu di prov. Bangka Belitung. “Saya berasal dari tanah Luwu, Palopo SulSel, kami dari kecil sudah mengenal sagu tapi di konsumsi dengan cara lain, dan sagu ini mengingatkan akan sosok almarhum Bapak Kami, yang terkena stroke akibat komplikasi Jantung dan Diabetes, bisa survive selama 20 tahun setelah terkena stroke karena konsumsi olahan sagu ini, hal inilah yang menginspirasi saya mengembangkan sagu,” ungkap Nurhaeda.

Baca Juga:  Kementan Lakukan Percepatan Tanam Padi di Kabupaten Bogor

Nurhaeda menambahkan, “kami terus giat mengembangkan produk hasil olahan sagu, salah satunya mempromosikan SagoMee dan Beras Sagu ke beberapa negara seperti Rusia, Cairo, Mesir, Event OIC Halal Turki, dan lainnya, agar sagu Indonesia semakin dikenal pasar global.”

Selain itu, Lanjut Nurhaeda, “kami pun berkesempatan melakukan kunjungan atas undangan Ceo PT Bangka Asindo Agri (PT. BAA), Fitrianto dan Juniar, melakukan beberapa kunjungan untuk melihat secara langsung pembuatan mie sago dan industri tepung tapioka serta tepung sagu dibeberapa sentra pengolahan sagu, salahsatunya di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tak hanya itu, kami pun melakukan penjajakan kerjasama pemasaran dan distribusinya.”

“Dukungan support untuk Promosi dan Pemasaran International yang difasilitasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ditjen. Perkebunan, Kementan, salah satunya Russia Halal Expo di tahun 2021 lalu, bulan Juli, di Kazan Expo, Kazan Republik Tartastan, dimana MOU dengan potential buyer dan nilai transaksi Usd 720.000/tahun,” ujar Nurhaeda.

Nurhaeda menjelaskan, PT. SMS juga pernah diberikan kesempatan oleh Atase Perdagangan KBRI Cairo untuk menjadi partisipasi pada event “Cairo International Festival” bulan September sd Oktober 2021 lalu. “SagoMee ikut turut menjadi salah satu produk unggulan,” ungkapnya.

“Kami mendapatkan respon yang positif, pengunjung dan masyarakat Indonesia disana menyambut sangat baik. Saat pameran terjual sekitar 48 cup untuk trial,” jelas Nurhaeda.

Tak hanya itu, Lanjut Nurhaeda, SagoMee pernah turut ikut di display pada event OIC Halal Expo dari Kementerian Perdagangan DitJen PEN, bulan November 2021 lalu di Istanbul, Turkiye, dan kegiatan Promosi Kementerian Pertanian pada ODICOFF (One Day With Indonesian Coffee, Fruits and Floriculture) di bulan Desember 2021 di Istanbul, Turkiye dan Bucharest, Romania.
Dalam promosi dagang Kementerian Pertanian ODICOFF bulan November lalu, PT. SMS merangkul Perguruan Tinggi yaitu Universitas Hasanuddin agar memotivasi dalam kembangkan Inovasi Pertanian dan mengadakan kerjasama pemasaran dengan Universitas Hasanuddin melalui “Mekar Tani” Inkubasi Bisnis Jurusan Pertanian.

Baca Juga:  Presiden Minta Lahan Sawit di Kawasan Hutan Selesai Satu Bulan

Kemudian mengadakan beberapa acara promosi dan Launching SagoMee pada Juni 2021 dengan Talk Show “Sagu Sebagai Alternatif Ketahanan Pangan Nasional” yang dihadiri pula oleh perwakilan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Dekan Fakultas Pertanian Unhas, dan pakar Gran Desain Sagu Kementan RI,” ujarnya.

Strategi selanjutnya, Lanjut Nurhaeda, kami juga ikut dalam “Pameran Pangan Nusantara” pada bulan November 2021 lalu di Cihampelas Walk Mall Bandung, dan kegiatan-kegiatan lainnya, membawa dan menjual produk Beras Sagu dan SagoMee, hasil olahan sagu Indonesia.

“Kedepannya saya berharap semoga Beras Sagu dan SagoMee, hasil olahan sagu Indonesia semakin dikenal dan diminati dunia, terkenal dengan cita rasa mutu kualitas yang baik dan berdaya saing,” kata Nurhaeda.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ir. Dedi Junaedi, M.Sc, menambahkan semoga kedepan dengan adanya kolaborasi yang semakin erat dengan beberapa pelaku usaha, eksportir, dan petani sagu akan meningkatkan branding dan akses pasar olahan sagu di dunia internasional seiring dengan meningkatnya prevelensi konsumen dunia pada produk rendah kalori, rendah indeks glisemik dan tentunya menyehatkan.