2nd T-POMI
2018, 8 Maret
Share berita:

Berbagai cara terus dilakukan oleh CropLife lndonesia dalam mengedukasi petani agar dapat menerapkan good agriculture practices (GAP), diantaranya dengan menggandeng media massa.

Hal tersebut diutarakan oleh Direktur Executive CropLife lndonesia, Agung Kurniawan dalam “CropLife Agriwarta Awards 2018” di Jakarta.

Lebih lanjut Agung mengakui, melalui media massa bisa menjembatani antara pelaku pestisida dengan petani yang dinilai selama ini minim informasi. Sebab, sudah terbukti melalui media massa maka petani sangat terbantu dengan adanya informasi yang dibutuhkan.

Bahkan CropLife melihat peran media sangat urgen dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan secara aktual, faktual serta terpercaya. “Atas dasar itulah, kami berharap kemitraan dengan media bisa terus terjaga,” harap Agung.

Tidak hanya itu, Agung menambahkan, CropLife juga menggunakan sosial media dan aplikasi android sebagai terobosan baru yang untuk pertama kalinya diterapkan. Sosial media dan aplikasi android digunakan oleh CropLife karena melihat saat ini tidak sedikit petani yang sudah menggunakan android dan tidak sedikit pula petani muda yang menggunakan sosial media.

Alhasil, perlahan tapi pasti para petani mulai menyadari bagaimana menggunakan pestisida sesuai GAP dan bagaimana pentingnya menerapkan teknologi untuk pertanian. Jadi inovasi serta teknologi produk perlindungan tanaman dan bioteknologi yang aman bisa cepat tersampaikan kepada masyarakat petani melalui pemberitaan media dan penggunaan sosial media.

“Bahkan cara sehat dan benar penggunakan pestisida pun bisa cepat sampai kepada masyarakat, juga karena media. Lomba penulisan ini hanyalah sebagian kecil apresiasi CropLife kepada media,” papar Agung.

Croplife Indonesia merupakan sebuah organisasi nonprofit yang membawahi 8 perusahaan pestisida multinasional, seperti Bayer, Monsanto, BASF, Dow Agmscience, FMC, Dupont, Nufarm dan Syngenta. YIN

Baca Juga:  SEMINAR KEMITRAAN MEDIA PERKEBUNAN – BPDPKS, WILMAR BAGIKAN KECAMBAH KE PETANI