2nd T-POMI
2016, 19 Mei
Share berita:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tidak hanya memperhatikan komoditas padi, jagung dan kedelai saja. Komoditas-komoditas tradisional Indonesia seperti kopi juga diperhatikan. Salah satunya dengan peluncuran kopi luwak probiotik.
Muhammad Syakir, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, menyatakan hal ini. Kopi luwak probiotik merupakan teknik penggunaan mikroba probiotik yang diisolasi dari saluran pencernaan luwak untuk memfermentasi biji kopi.
Dengan teknik ini bila didukung dengan bahan baku petik merah yang terseleksi ketat akan diperoleh kopi dengan cita rasa yang sama dengan cita rasa kopi luwak asli. Keunggulan kopi luwak ini adalah biaya produksi lebih murah dibandingkan penggunaan luwak hidup; produksi mudah diprogramkan sesuai kebutuhan dan cita rasanya mendekati kopi luwak alam..
Ddapat diproduksi dengan cita rasayang bervariasi sesuai dengan jenis luwak dan kopinya; ramah lingkungan karena tidak perlu budidaya luwak dan dapat menghilangkan perasaan jijik bagi sebagian orang.
Dalam aplikasinya teknologi produksi kopi luwak probiotik ini bisa diterapkan dalam skala besar, baik pada jenis kopi arabika maupun robusta. Dengan demikian, teknologi ini dapat melibatkan berbagai pihak, baik petani sebagai penyedia bahan baku yang bermutu, pihak swasta/koperasi sebagai pengolah, serta pengusaha yang bergerak dalam bidang pemasaran.

Baca Juga:  Kebijakan Kawasan Hutan Menghambat Reforma Agraria