2nd T-POMI
2018, 7 Februari
Share berita:

Nguyen Ngoc Bich, Sekjen Association of Natural Rubber Producing Countries menyatakan faktor pasokan bukan penyebab rendahnya harga karet tetapi faktor lain di luar itu, sehingga upaya negara-negara produsen untuk mengatur pasokan tidak terlalu berpengaruh.

Bagi petani yang penting bukan harga karet tinggi di pasar internasional tetapi harga di kebun yang memberi keuntungan. Upaya meningkatkan harga karet di pasar internasional sering tidak berhasil menaikkan harga ditingkat petani. Padahal harga ditingkat petanilah yang menentukan sustain tidaknya karet.

Karena itu ANRPC fokus pada harga ditingkat petani. Caranya adalah dengan meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi, tambahan pendapatan dari kebun karet misalnya dengan tumpang sari dan meningkatkan kualitas sehingga bisa mendapatkan harga premium.

Selain itu juga mendisain ulang rantai pasok sehingga harga di bursa tidak berbeda jauh dengan harga petani, membuat kebijakan holistik untuk sustainabilitas karet alam, pemerintah memberikan bantuan ekonomi dan meningkatkan kesadaran keuangan petani soal pengeluaran dan tabungan.

Peningkatan produktivitas bisa dilakukan lewat pemberian input, pengendalian gulma, konservasi tanah, pengendalian opt, atur frekuensi penyadapan, penggunana penahan hujan dan stimulasi.

Pada saat harga karet sedang rendah maka situasi yang baik untuk peremajaan. Manfaat peremajaan dalam kondisi ini adalah petani tidak terlalu kehilangan banyak,bisa mendapatkan tambahan pendapatan lewat tumpang sari dan harga bibit sedang rendah.

Tanaman yang ditanam tahun 2017 akan berproduksi tahun 2024 dan terus sampai 2044. Perencanaan peremajaan harus memperhitungkan perkiraan pasokan dan permintaan tahun 2024 -2044 dan bukan situasi sekarang.

Setiap negara harus mengidentifikasi daerah mana saja yang cocok untuk karet sampai 30 tahun mendatang. Peremajaan hanya didorong di daerah yang cocok saja.

Baca Juga:  SESUAIKAN KURIKULUM DENGAN INDUSTRI, POLTEK LPP MoU DENGAN APOLIN DAN APROBI