Jakarta, mediaperkebunan.id – Dormansi merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh petani dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman pangan, salah satunya adalah budidaya padi. Dormansi merupakan reaksi atau keadaan alami yang dilakukan untuk mencegah benih berkecambah. Adanya dormansi pada musim penghujan memberikan keuntungan bagi petani untuk menekan kerusakan benih saat masa penyimpanan.
Namun, dormansi akan memberikan dampak buruk saat benih tersebut akan ditanam yakni benih tidak dapat tumbuh, ketidakseragaman pertumbuhan dan ketidakpastian masa tanam. Hal ini ternyata dapat dihindari dengan melakukan pematahan dormansi pada benih padi. Bagaimana sih tata cara yang benar untuk melakukan pematahan pada benih padi? Yuk simak penjelasan pada artikel ini!
Apa Itu Dormansi?
Setiap varietas atau spesies benih akan mengalami masa dorman yang berbeda-beda. Dormasi benih akan berlangsung selama beberapa minggu ataupun beberapa bulan tergantung pada jenis tanaman benih. Pada umumnya benih padi memiliki waktu dormansi sekitar 2-3 bulan sejak panen.
Dormansi benih padi yang terjadi pada awal benih masih terdapat di tanaman induk hingga setelah embrio berkembang dinamai dengan dormansi primer atau innate dormancy. Kemudian dormansi sekunder terjadi ketika benih – benih mengalami keadaan normal dan mampu berkecambah namun kehilangan kemampuannya dikarenakan adanya keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu.
Dormansi pada benih disebabkan beberapa faktor fisik (primer) dan fisiologi (sekunder). Faktor fisik disebabkan oleh kondisi benih yang tidak dapat dilewati air ataupun gas, pada benih terdapat inhibitor, mempunyai kulit benih yang keras dan tebal, dan adanya penghambatan mekanik. Sedangkan faktor fisiologi disebabkan oleh adanya keseimbangan hormonal, embrio rudimenter dan fenomena after ripening.
Perkecambahan benih padi memerlukan proses yang kompleks sehingga harus berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan. Adanya gangguan dalam salah satu rangkaian akan mengakibatkan proses perkecambahan menjadi terganggu dan terhambat. Agar benih padi dapat berkecambah dan tumbuh dengan baik maka diperlukan cara khusus yakni dengan mematahkan dormansi benih padi.
Tujuan Melakukan Dormansi pada Benih Padi
Dormansi pada benih padi digunakan untuk mencegah benih berkecambah pada saat situasi lingkungan sedang tidak bersahabat seperti saat musim penghujan. Benih padi yang berada dalam keadaan dorman sebenarnya hidup namun tidak mengalami perkecambahan sehingga benih dormansi dapat menguntungkan pada saat proses penyimpanan. Hal tersebut dapat mengurangi kecepatan kerusakan benih sehingga dapat disimpan lebih lama.
Teknik
Kondisi dormansi pada benih padi dapat dihilangkan dengan melakukan teknik pematahan. Pematahan digunakan untuk mengaktifkan kembali benih yang dorman sehingga dapat mempercepat perkecambahan benih. Pematahan dapat dilakukan dengan menggunakan proses skarifikasi secara kimia, mekanik dan stratifikasi.
Skarifikasi adalah cara yang dilakukan untuk melukai kulit benih dengan cara memotong sepertiga bagian benih berlawanan dengan embrio. Proses skarifikasi secara kimia dapat dilakukan dengan memberikan benih padi zat kimia tertentu seperti asam sulfat, asam giberelin, asam nitrat, ethilen, ethepon, kalium nitrat (KNO3) dan senyawa lainnya.
Proses secara kimia dilakukan untuk membuat kulit benih menjadi lebih mudah dimasuki air saat proses imbisi. Larutan asam yang kuat pada proses kimia membuat kulit benih menjadi lebih lunak dan dapat dilalui air.
Penelitian Halimursyadah, Syamsuddin, Hasanuddin, Efendi dan Anjani menunjukkan bahwa pematahan dormansi fisiologis after ripening dengan merendamkan benih padi dalam larutan kalium nitrat (KNO3) berhasil mengaktifkan kembali proses metabolisme benih. Kembalinya metabolisme ini membuat benih dapat berkecambah dengan normal dan mempunyai potensi untuk tumbuh secara maksimal.
Kemudian untuk cara mekanik dapat dilakukan dengan melubangi kulit benih dengan pisau, memecah kulit benih dan menggosok ataupun mengikir kulit benih menggunakan amplas. Cara mekanik dilakukan untuk melemahkan benih padi yang keras sehingga membran sel dapat dilalui air ataupun gas.
Terakhir, menggunakan proses stratifikasi yakni dengan memberikan temperatur yang rendah pada benih padi dengan keadaan yang lembab. Proses ini membuat benih mengalami perubahan yang dapat menghilangkan bahan – bahan penghambat pertumbuhan dan perkecambahan benih padi.
Itu dia merupakan tata cara pematahan dormansi pada benih padi. Perlu diketahui bahwa metode pematahan ini harus disesuaikan dengan faktor penyebabnya agar dapat memberikan metode yang efesien dan efektif. Metode pematahan yang sesuai pada benih padi akan memberikan produksi keberhasilan padi yang lebih tinggi.