2018, 16 Februari
Share berita:

Indonesia seharusnya bangga dengan perkebunan kelapa sawit, karena tanaman tersebut bukan hanya sebagai sumber pangan melainkan juga sebagai sumber energi dunia disaat bahan bakar yang berasal dari fosil telah habis.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bambang kepada perkebunannews.

Melihat fakta tersebut, menurut Bambang, maka tidaklah heran jika komoditas minyak emas ini sebagai komoditas yang seksi. Seksi tidak hanya di mata dalam negeri tapi juga di luar negeri. Sehingga sudah seharusnya berhati-hati dalam menjaga komoditas tersebut.

“Sebab saya yakin, setelah minyak yang berasal dari fosil habis maka minyak yang berasal dari kelapa sawit akan lebih banyak dicari,” tutur Bambang.

Tidak hanya itu, Bambang membenarkan bahwa dengan menjaga kelapa sawit sama halnya dengan melindungi alam. Hal ini karena awalnya tanaman kelapa sawit ditanam dilahan bekas atau eks illegal loging (penebangan liar).

“Jadi untuk mengurangi kebakaran maka dilahan-lahan terlantar itulah ditanami tanaman kelapa sawit, dengan begitu maka lahan yang tidak terawatt menjadi hijau kembali dan memberikan pendapatan bagi negara dan masyarakat,” urai Bambang.

Terbukti, Bambang menjabarkan berdasarkan catatannya, nilai ekspor yang dihasilkan dari komoditas kelapa sawit mencapai Rp 245 trilun di tahun 2016 dan meningkat menjadi Rp 310 triliun di tahun 2017, itu pun dalam kondisi belum optimal.

Hal ini karena masih belum maksimalnya produktivitas tanaman milik petani jika dibandingkan dengan potensi yang seharusnya. Masih berdasarkan catatannya produktivitas tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik petani mandiri atau swadaya (TBS) hanya berkisar antara 15 – 18 ton/hektar/tahun, padahal seharusnya bisa mencapai 36 ton/hektar/tahun.

“Dengan demikian maka perlu adanya kemitraan antara petani dengan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas tanaman rakayat, sebab tidak sedikit tanaman rakyat yang ada saat ini,” tegas Bambang.

Baca Juga:  PEKEBUN SAWIT MASIH BISA BERTAHAN 2 BULAN LAGI DALAM PANDEMI INI

Sebab, Bambang berharap, “dengan menggandengkan petani bersama perusahaan tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas nasional, tapi juga sebagai pembuktian terhadap perusahaan kepada masayarakat sekitar yang juga menanam tanaman kelapa sawit.” YIN